Teh ini seringkali dikonsumsi ketika Bude  masih kecil.Â
Katanya, teh ini cukup mahal dulu.Â
Tapi, sekarang, teh ini sangat murah mengingat adanya inflasi pada barang-barang yang dijual di pasaran.
Kata Beliau, teh ini selain wangi, rasanya  enak, juga ramah di kantor.Â
Sampai sekarang, Beliau masih rajin membeli teh ini untuk dikonsumsi ataupun dihidangkan ke tamu yang bertandang ke rumahnya.Â
Katanya, teh ini tidak akan luput hingga akhir zaman. Saking nge-fansnya Bude dengan teh ini. Wedeww!!
Kalau menurut saya, rasanya juga agak sepat dan kental.Â
Tetapi, yang membuat saya cukup doyan, aroma melatinya sangat kuat.Â
Saat mencicipi teh tersebut, saya ingin menuang lagi  air panas kedalam empasan teh.Â
Melihat desain depan kemasan, saya melihat ilustrasi seorang wanita memakai jarik bercorak batik parang yang tengah menyapu teras rumah.Â
Desain ini cukup menarik menurut saya karena cukup langka. Selain itu, Â menggambarkan budaya Jawa pada pakaian yang dikenakan oleh wanita pada ilustrasi.Â