Mohon tunggu...
Haliyudin Ulima
Haliyudin Ulima Mohon Tunggu... Jurnalis - Sesekali, aku hanya memaklumi.

Selalu kurang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biarkan Aku Penjarakan Hati

27 November 2020   17:51 Diperbarui: 27 November 2020   18:06 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pernah membuka hati

Semakin terbuka semakin aku dikhianati

Tapi tidak dengan kali ini

Kali ini hanya seperti ini

Mencintai memang gampang

Tapi tak lagi aku ulang

Biar aku penjarakan saja hati

Lalu aku bebaskan imajinasi


Aku sesali perna mencintai

Semakin aku mencintai

Semakin aku dibantai

Selebihnya, aku mulai santai

Bukankah kau yang memulai

Terlihat dari kehendakmu seakan ingin kau sudahi

Padahal, kata sajak selalu berbicara menyertai

Dari semua roman,  hanya dirimu pemilik diksi disetiap puisi

Memang sulit membalas rasa dengan cinta

Meski kita baru tadi saling menyapa

Tapi hati berhak bicara pada tuannya

Bahwa aku sungguh mencintai puan didepan mata

Tingkahmu adalah isyarat padaku

Terlihat dari pedulimu 

Hilangmu adalah luka bagiku

Tampak dari perlakuanmu

Ambon 27 November 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun