Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Membandingkan Harga Produksi, Harga Konsumen, Biaya Produksi, Produktifitas Padi (Beras) Di Indonesia Dan Jepang

11 April 2025   13:30 Diperbarui: 11 April 2025   13:10 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menanam Padi di Dalam Gedung di Tokyo (askara.co)

Produktivitas lahan antara Indonesia dan Jepang dalam produksi padi mencerminkan perbedaan kondisi iklim, varietas yang digunakan, sistem tanam, serta dukungan teknologi dan manajemen pertanian. Berikut adalah gambaran naratifnya:

1. Produktivitas per Hektar per Musim:

  • Indonesia:
    Rata-rata produktivitas padi nasional berkisar 5 sampai 6 ton gabah kering panen (GKP) per hektar per musim. Di daerah-daerah dengan irigasi baik dan penggunaan teknologi yang lebih maju seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, produktivitas bisa mencapai 6--8 ton GKP/ha.

  • Jepang:
    Meskipun iklim Jepang hanya memungkinkan 1 kali tanam padi per tahun, produktivitasnya sangat tinggi berkat teknologi dan manajemen modern. Rata-rata produktivitas padi di Jepang mencapai 6--7 ton GKP per hektar, bahkan di beberapa wilayah bisa mencapai lebih dari 8 ton/ha.

2. Produktivitas per Hektar per Tahun:

  • Indonesia:
    Karena sebagian besar daerah di Indonesia dapat melakukan 2 kali tanam, bahkan 3 kali tanam di beberapa tempat (seperti di lahan rawa atau sawah tadah hujan yang diatur), maka produktivitas tahunan bisa mencapai 10--15 ton GKP per hektar per tahun tergantung lokasi dan manajemen usaha tani.

  • Jepang:
    Dengan 1 kali tanam padi per tahun, maka produktivitas tahunan umumnya hanya sekitar 6--7 ton GKP per hektar per tahun. Namun petani Jepang sering menanam tanaman lain setelah padi (misalnya gandum, sayur, atau kedelai) dalam sistem rotasi.

Catatan Tambahan:

  • Jepang unggul dalam konsistensi dan kualitas beras, meskipun hanya tanam sekali setahun.
  • Indonesia unggul secara kuantitas tahunan, tapi tantangannya adalah efisiensi dan kualitas hasil panen.

Jadi, dari segi produktivitas per musim, Jepang setara bahkan bisa lebih unggul. Namun dari segi produktivitas tahunan, Indonesia lebih tinggi karena iklim tropis memungkinkan panen ganda atau tripel setiap tahun. Tantangan Indonesia adalah meningkatkan efisiensi biaya, kualitas beras, dan mengurangi kehilangan hasil pascapanen.

Membandingkan tentang sistem kelembagaan petani di Indonesia dan Jepang, juga tingkat penguasaan lahan di petani, termasuk jenis-jenis subsidi yang diberikan pemerintah di Indonesia dan di Jepang.

Sistem kelembagaan petani di Indonesia dan Jepang memiliki karakteristik yang berbeda secara struktural maupun fungsional, mencerminkan perbedaan filosofi, sejarah pertanian, dan peran negara dalam mendampingi petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun