Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belanda Masih Menyimpan Banyak Artefak Nusantara, Mengapa ?

24 Maret 2025   11:41 Diperbarui: 24 Maret 2025   12:19 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artefak Nusantara yang berada di luar negeri (arina.id)

Selama 340 tahun menjajah Indonesia, Belanda banyak membawa, memboyong ke Belanda aneka situs-situs, artefak,  peninggalan sejarah Nusantara ?
Apasaja yang ada di museum-musem yang ada di Belanda ? Dan masih ada disana.
Namun ada juga sudah diserahkan kembali ke Pemerintah Indonesia.

Selama masa penjajahan yang berlangsung sekitar 340 tahun, Belanda membawa berbagai situs dan artefak bersejarah dari Nusantara ke negaranya. Banyak dari artefak ini masih tersimpan di museum-museum Belanda, meskipun beberapa telah dikembalikan ke Indonesia.

Artefak Indonesia yang Masih Tersimpan di Museum Belanda

Beberapa artefak Indonesia masih berada di museum-museum Belanda, termasuk:

  • Koleksi Museum Volkenkunde, Leiden: Museum ini memiliki berbagai artefak dari Indonesia, seperti tekstil tradisional, alat musik, dan patung-patung kayu.

  • Koleksi Tropenmuseum, Amsterdam: Museum ini menyimpan berbagai artefak etnografis dari Indonesia, termasuk perhiasan, senjata tradisional, dan benda-benda ritual.

Artefak yang Telah Dikembalikan ke Indonesia

Belanda telah mengembalikan sejumlah artefak penting ke Indonesia, antara lain:

  • Harta Karun Lombok: Pada Juli 2023, Belanda mengembalikan sekitar 472 artefak, termasuk perhiasan emas dan perak yang dijarah dari Istana Cakranegara di Lombok pada tahun 1894. 

  • Koleksi Pita Maha: Sebanyak 132 benda seni Bali, termasuk lukisan, ukiran kayu, dan tekstil karya maestro seniman kelompok Pita Maha, telah dikembalikan. 

  • Arca Singasari: Empat arca dari abad ke-13, yaitu Durga, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha, yang berasal dari Candi Singasari, telah dipulangkan ke Indonesia. 

  • Keris Pangeran Diponegoro: Pada tahun 2020, Belanda mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro, seorang pahlawan nasional Indonesia. 

  • Artefak Hindu-Buddha dan Benda Lainnya: Pada September 2024, Belanda mengembalikan 288 artefak, termasuk patung Hindu-Buddha abad ke-19, senjata, koin, perhiasan, dan tekstil dari Bali Selatan. 

Pengembalian artefak-artefak ini merupakan bagian dari upaya restorasi barang-barang budaya yang menjadi saksi sejarah kolonialisme. 

Upaya pengembalian artefak ini merupakan langkah penting dalam mengembalikan warisan budaya Indonesia dan memperbaiki hubungan antara kedua negara.

Pada tanggal 5 Februari 2015, Anies Baswedan, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, menerima pengembalian tongkat pusaka milik Pangeran Diponegoro dari keluarga Baud di Belanda. Tongkat ini, yang dikenal sebagai Kanjeng Kiai Tjokro, telah disimpan oleh keluarga Baud selama 181 tahun sebelum dikembalikan ke Indonesia. 

Pengembalian tongkat pusaka tersebut berlangsung dalam acara pembukaan pameran "Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh hingga Kini" di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Tongkat sepanjang 153 sentimeter ini terbuat dari kayu mahoni dan memiliki bentuk setengah lingkaran atau cakra di ujung atasnya. Dalam mitologi Jawa, cakra sering digambarkan digenggam oleh Dewa Wisnu dan dikaitkan dengan kedatangan Ratu Adil atau Erucakra. 

Pengembalian tongkat pusaka ini merupakan momen bersejarah yang menandai kembalinya salah satu artefak penting milik Pangeran Diponegoro ke Indonesia.

Apakah selama ini ada semacam kesepakatan dari Pemerintah Belanda dengan Indonesia untuk menyerahkan kembali artefak Nusantara itu ke Indonesia ?

Terdapat kesepakatan antara pemerintah Belanda dan Indonesia untuk mengembalikan artefak-artefak Nusantara ke Indonesia. Kesepakatan ini dimulai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada tahun 2017, yang menjadi dasar bagi proses repatriasi artefak budaya Indonesia dari Belanda. 

Sejak penandatanganan MoU tersebut, telah dilakukan beberapa tahap pengembalian artefak:

  • Pengembalian 288 Artefak pada September 2024: Pada tahap ini, Indonesia menerima 288 artefak bersejarah dari Belanda, termasuk arca-arca bersejarah dari Candi Singhasari di Jawa Timur dan koleksi dari Perang Puputan Badung di Bali. 

  • Pengembalian 272 Artefak pada Desember 2024: Pada tahap ini, sebanyak 204 artefak dikembalikan dari Belanda, ditambah 68 artefak dari Museum Rotterdam, sehingga totalnya mencapai 272 artefak. Koleksi ini mencakup berbagai benda budaya seperti keris, tombak, perhiasan emas, kain, dan artefak bersejarah lainnya yang memiliki nilai historis tinggi. 

Secara keseluruhan, hingga Desember 2024, Indonesia telah berhasil merepatriasi total 828 objek warisan budaya dari Belanda. Proses repatriasi ini mencerminkan upaya bersama kedua negara dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya bersama, serta memperkuat identitas budaya nasional Indonesia. 

Pengembalian artefak-artefak ini juga sejalan dengan tren global dalam mengembalikan objek-objek warisan budaya ke negara asalnya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh negara-negara seperti Prancis dan Belgia. 

Upaya repatriasi ini tidak hanya mengembalikan artefak fisik, tetapi juga mengembalikan pengetahuan dan pemahaman masyarakat Indonesia tentang sejarah dan kebudayaannya, serta memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Belanda. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun