Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang Yang Berdzikir Kepada Allah, Sendiri Hingga Meneteskan Airmata Termasuk 7 Golongan Yang Mendapatkan Naungan Allah SWT di Padang Mahsyar

22 Maret 2025   19:10 Diperbarui: 22 Maret 2025   19:38 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang sedang berdzikir dan berdoa (alislamu com)

Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga meneteskan air mata termasuk dalam salah satu dari tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah SWT di Padang Mahsyar. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:

*"Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Pemimpin yang adil, (2) Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, (3) Orang yang hatinya terpaut dengan masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya, (5) Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh wanita berkedudukan dan cantik, tetapi ia menolak seraya berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah,’ (6) Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kanannya, dan (7) seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendiri hingga meneteskan air matanya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Makna dan Hikmah dari Golongan Ini

  1. Dzikir yang Ikhlas dan Tulus
    – Menangis dalam dzikir bukan karena riya' atau ingin dipuji, tetapi karena keikhlasan hati yang benar-benar merasakan kebesaran Allah.
    – Hanya Allah yang mengetahui keikhlasan tersebut, karena dilakukan dalam kesendirian.

  2. Rasa Takut dan Cinta kepada Allah
    – Air mata yang menetes berasal dari kesadaran akan dosa-dosa yang telah diperbuat.
    – Juga bisa karena rasa haru dan rindu kepada Allah SWT, mengingat nikmat dan kasih sayang-Nya.

  3. Keutamaan di Padang Mahsyar
    – Pada hari kiamat, ketika manusia berada dalam keadaan sangat panas dan mencekam, Allah akan memberi naungan istimewa kepada orang-orang pilihan ini.
    – Mereka termasuk golongan yang hatinya lembut dan tunduk kepada Allah.

  4. Contoh dari Para Salafus Shalih
    – Banyak sahabat Nabi dan ulama salaf yang sering menangis saat beribadah.
    – Umar bin Khattab r.a. sering menangis ketika membaca Al-Qur'an dan merenungkan dosa-dosanya.
    – Imam Hasan Al-Bashri juga sering menangis ketika berdzikir karena takut kepada azab Allah dan rindu kepada-Nya.

Bagaimana Kita Bisa Menjadi Bagian dari Golongan Ini?

  • Sering meluangkan waktu untuk berdzikir sendirian, bukan hanya di majelis atau masjid.
  • Merenungkan kebesaran Allah dan kehidupan akhirat, sehingga hati menjadi lembut.
  • Membaca Al-Qur’an dengan penuh tadabbur hingga meresapi maknanya.
  • Berdoa kepada Allah agar diberikan hati yang lembut dan mudah tersentuh dengan dzikir.

Kesimpulan

Menjadi bagian dari golongan ini adalah tanda hati yang lembut dan memiliki hubungan yang dekat dengan Allah. Ini bukan sekadar menangis, tetapi ekspresi dari hati yang benar-benar sadar akan kebesaran Allah, takut akan azab-Nya, dan rindu akan rahmat-Nya. Naungan Allah di Padang Mahsyar adalah anugerah luar biasa yang hanya diberikan kepada orang-orang pilihan.

-------

Apakah berdzikir secara berjamaah dengan banyak orang bisa termasuk dalam golongan ini ?

Berdzikir secara berjamaah dengan banyak orang tentu memiliki keutamaan tersendiri, tetapi tidak termasuk dalam kriteria khusus dari golongan yang mendapatkan naungan Allah SWT di Padang Mahsyar sebagaimana disebutkan dalam hadits.

Hadits tersebut secara spesifik menyebutkan "seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendiri hingga meneteskan air matanya", yang berarti kondisi dzikir yang dilakukan adalah secara pribadi dan dalam kesendirian, tanpa adanya faktor eksternal yang mempengaruhi emosinya.

Perbedaan Dzikir Sendiri dan Dzikir Berjamaah

  1. Dzikir Sendiri (Khalwat)

    • Lebih fokus dan khusyuk karena hanya ada hubungan antara hamba dan Allah.
    • Tidak ada unsur pendorong dari lingkungan sekitar, sehingga tangisan yang keluar lebih tulus dan berasal dari kesadaran pribadi.
    • Lebih memungkinkan seseorang untuk merenungi dosa-dosanya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh keikhlasan.

  2. Dzikir Berjamaah

    • Memiliki keutamaan tersendiri dalam membangun suasana ibadah bersama dan menumbuhkan semangat dalam berzikir.
    • Bisa menjadi bentuk syiar Islam yang menunjukkan kebersamaan dalam mengingat Allah.
    • Namun, dalam konteks hadits tentang 7 golongan yang mendapat naungan Allah, dzikir berjamaah tidak termasuk dalam golongan ini, karena unsur kesendiriannya tidak ada.

Kesimpulan

Dzikir berjamaah tetap berpahala dan memiliki keutamaan dalam Islam, tetapi untuk mendapatkan keutamaan yang disebutkan dalam hadits tersebut, seseorang perlu berdzikir dalam keadaan sendiri, merasakan keagungan Allah hingga meneteskan air mata dengan tulus dari hati yang benar-benar sadar akan dosa dan rahmat-Nya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun