Orang-orang yang saling bertemu dalam majelis taklim, organisasi dakwah, pondok pesantren, dan organisasi keagamaan bisa termasuk dalam golongan yang saling mencintai karena Allah dan mendapatkan naungan-Nya di hari kiamat.
Syarat Agar Termasuk dalam Golongan Ini
-
Ikhlas karena Allah
- Hubungan mereka bukan karena kepentingan duniawi, jabatan, popularitas, atau keuntungan materi.
- Mereka berkumpul benar-benar untuk menuntut ilmu, berdakwah, dan saling menguatkan dalam ketaatan.
-
Menjaga Ukhuwah Islamiyah
- Tidak ada unsur permusuhan, iri hati, atau persaingan yang didasari nafsu duniawi.
- Mereka tetap menjaga hubungan baik meskipun ada perbedaan pendapat atau organisasi.
Bersama dalam Kebaikan, Berpisah Tetap dalam Kebaikan
- Misalnya, seorang santri dan gurunya tetap saling mendoakan meskipun sudah berpisah.
- Aktivis dakwah yang pernah bekerja sama tetap menjaga ukhuwah meskipun jalannya berbeda.
Contoh Nyata
- Santri di pesantren yang belajar bersama, saling menasihati dalam kebaikan, dan tetap menjaga ukhuwah setelah lulus.
- Aktivis dakwah yang bertemu dalam sebuah organisasi, bekerja sama dalam kebaikan, lalu berpisah tanpa permusuhan.
- Orang-orang yang menghadiri majelis ilmu dengan niat mencari ridha Allah dan terus menerapkan ilmunya dalam kehidupan.
Namun, Ada Perluasan Makna
Meskipun seseorang berada di lingkungan majelis taklim atau organisasi dakwah, tidak otomatis ia masuk dalam golongan ini jika niatnya bukan karena Allah, misalnya:
- Ikut organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau status sosial.
- Bersahabat tetapi saling menjatuhkan atau bermusuhan ketika ada perbedaan pandangan.
- Berpisah bukan karena Allah, tetapi karena konflik duniawi.
Jadi, yang menentukan bukan hanya tempatnya, tetapi niat dan sikap hati dalam hubungan tersebut. Jika benar-benar karena Allah, maka insyaAllah mereka termasuk dalam golongan yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI