AKU MASIH UTUH DAN KATA-KATA BELUM BINASA
aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa
puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur, tenaga, luka
kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup
aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa
18 Juni 1997
Wiji Thukul
Melalui karya-karyanya mereka ini, Chairil Anwar, Soe Hok Gie dan Wiji Thukul, membawa kita jauh lebih dalam untuk memaknai  keadilan dan kesejahteraan, juga banyak hal termasuk pertentangan kelas yang terjadi antara kaum proletar dengan borjuis yang sangat kentara. Tiga orang ini kerap di jadikan sebagai symbol perjuangan bagi banyak generasi di masa mereka hingga sekarang
Beberapa karya mereka bahkan sangat-sangat meyulut emosi, yang penulis angkat sebagai tema diatas tadi terkait puisi adalah emosi yang terkoreksi karena yang penulis alami adalah demikian. Sebenarnya puisi hanyalah kata-kata yang menurut Wiji Thukul tidak akan pernah mati. Sejauh yang penulis tahu, menulis dan membaca puisi sama sekali bukan tindakan kriminal atau merusak negara, tapi rasa yang harus di tata untuk berpikir bagaimana kita harus benar-benar bernegara.
Terimakasih