Mohon tunggu...
Haidar Alwi Care
Haidar Alwi Care Mohon Tunggu... Relawan Hati Nurani Untuk Negeri

Akun Kompasiana Ini Dikelola Oleh Admin. Artikel Yang Diterbitkan Melalui Kompasiana Ditulis Oleh Admin. Salam Toleransi ... Salam Hormat Untuk Senior Semuanya ... 🙏🙏🙏 (Rahmat Hidayat - Wonosobo - Jawa Tengah)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Haidar Alwi: Menjaga Martabat Fiskal dan Mengakhiri Jebakan Utang Gaya Lama

9 September 2025   11:44 Diperbarui: 9 September 2025   11:44 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto haidar Alwi, sumber dan dibuat oleh Rahmat Hidayat humas Haidar Alwi care) 

"Kalau belanja negara hanya menambah angka PDB tanpa mengurangi beban rakyat, kita sedang mengulang kesalahan lama. PDB bukan tujuan akhir, melainkan alat menuju kesejahteraan rakyat," jelas Haidar Alwi.

Menutup Celah SDA dan Melindungi Rupiah.

Selain disiplin fiskal, Haidar Alwi menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang adil dan transparan. Setiap kontrak tambang, migas, atau perkebunan besar harus dievaluasi ulang agar benar-benar memberikan manfaat bersih bagi negara. Tidak boleh lagi ada kontrak yang hanya menguntungkan perusahaan asing, sementara rakyat hanya menerima dampak lingkungan dan kerugian jangka panjang. Royalti, kewajiban transfer teknologi, dan persyaratan konten lokal harus diperkuat agar Indonesia memiliki posisi tawar yang tinggi.

Di sisi lain, stabilitas rupiah juga menjadi kunci kedaulatan ekonomi. Rupiah tidak boleh terus-terusan rapuh setiap kali ada gejolak global. Untuk itu, Haidar Alwi menekankan pentingnya memperdalam pasar keuangan domestik, memperluas penggunaan Local Currency Settlement (LCS) dalam perdagangan dengan mitra strategis, serta mewajibkan lindung nilai bagi BUMN dan korporasi yang berutang dalam dolar.

"Menjaga rupiah bukan hanya tugas Bank Indonesia, melainkan juga bagian dari politik fiskal. Rupiah adalah simbol martabat bangsa. Kalau rupiah runtuh, yang runtuh bukan hanya angka ekonomi, tetapi juga harga diri kita sebagai bangsa," tegas Haidar Alwi.

Momentum Menentukan.

Pergantian Menteri Keuangan, menurut Haidar Alwi, adalah ujian bagi Presiden Prabowo Subianto untuk menunjukkan arah baru bagi Indonesia. Negara ini tidak boleh lagi terjebak dalam pola lama, di mana utang dipoles sebagai pembangunan sementara rakyat tetap menanggung derita. Presiden bersama Menteri Keuangan baru harus berani membuat terobosan dengan rambu fiskal yang jelas, belanja produktif yang nyata, dan kontrak SDA yang berpihak pada bangsa sendiri.

"Kedaulatan fiskal tidak bisa ditawar. Martabat bangsa hanya bisa dijaga jika utang dikelola dengan disiplin, sumber daya alam dimanfaatkan untuk rakyat, dan rupiah dilindungi dari intervensi luar. Kalau itu dijalankan dengan konsisten, jebakan lama bisa diakhiri, dan Indonesia akan berdiri tegak sebagai bangsa bermartabat," pungkas Haidar Alwi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun