Mohon tunggu...
Muhammad F. Hafiz
Muhammad F. Hafiz Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menulis sebagai profesi dan amal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Can't Help Myself

2 April 2024   07:10 Diperbarui: 4 April 2024   21:01 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Pexel.com/Guggenheim Museum)

Usai menjelaskan hal itu Banu kemudian memperlihatkan CCTV di rumahnya dari ponsel. Terlihat dirinya yang lain sedang menikmati makan malam bersama Widia di meja makan mereka di Jakarta. Banu berhasil meyakinkan Sandra video real-time itu.

Sandra tak mau percaya begitu saja, dia mencoba menelpon nomer ponsel Banu selain nomer yang selalu dia hubungi. Berdering. Dada Sandra berdegup kencang, membuat Sandra mematung sewaktu Banu yang lain itu menjawab telepon yang dia saksikan dengan mata kepala sendiri di video CCTV.

"Halo Pak, mmmhhhh baik Pak," jawab Banu yang lain itu di telinga Sandra, seperti gelagat Banu biasanya saat menjawab Sandra di nomor yang sangat jarang dia hubungi itu.

Sandra terkesiap..! Tak sanggup mengucapkan sepatah kata pun. Lama dia memandangi laut yang gelap dengan tatapan kosong sebelum akhirnya mengatakan sesuatu pada Banu.

"Kau tega menipu Mbak Widia dengan cara sangat kejam seperti ini, Mas. Aku pulang ke Bali besok. Kau silakan di sini sendiri sampai kapanpun atau di mana aja yang kau kehendaki.... Aku pulang..."

Keduanya jadi salah tingkah dan berakhir dengan pulang ke kota masing-masing.

***

Banu menyesal telah mengungkap rahasia itu pada Sandra. Di taksi bandara yang mengantarnya menuju rumah dari Soekarno-Hatta, pikirannya gelisah. Bukankah lebih baik dia jalani saja waktu-waktu seperti semula, walaupun selama itu mereka merasa terbelenggu.

Banu menikmati hubungan intim bersama Sandra yang sama kualitasnya dengan kencan bersama Widia, namun dengan sensasi yang berbeda. Sensasi yang berlainan pada dua orang yang berbeda itu hanya karena kedalaman perasaan yang tak sama.

Hubungan seks bersama Widia terasa nikmatnya tiada henti di benak Banu meskipun sedang tak melakukannya. Sedangkan kenikmatan seks yang dibangun Banu bersama Sandra, terasa terus-menerus sampai mereka melakukannya kembali.

Ah, fantasi Banu berkelana kian kemari, tak disadari taksi yang mengantarnya pulang sebentar lagi akan tiba di rumah. Untuk sementara waktu Banu bisa melupakan Sandra. Tak lama mereka akan bertemu lagi. Kini Banu hendak kembali pada Widia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun