Biasanya, setelah pengecekan, mereka akan memanggil konsumennya. Lalu, memberitahu bahwa motornya ada kendala di bagian ini atau itu lantas menawarkan solusinya.Â
Kali ini, saya diberitahu bila penyebab tarikan motor yang nggak enak karena filter / penyaring debu di mesin sudah kotor, begitu juga belt yang sudah waktunya ganti karena tidak pernah ganti sejak 2018 silam. Plus busi yang juga perlu diganti. "Tapi untuk remnya masih aman, pak," ujar mas mekaniknya.
Bagian menyenangkannya adalah, ketika mendapat laporan tersebut, kita bisa berdialog dengan mekaniknya.
Kita bisa menanyakan harga spare part nya berapa bila memang harus ganti. Dengan begitu, kita bisa menyesuaikan dengan duit yang kita bawa di dompet.Â
Bila memang mencukupi, bisa dilanjutkan. Tapi kalau memang merasa harganya kemahalan, kita bisa menolak halus dengan berujar 'lain waktu saja'.
Jadi, para tukang mekanik di bengkel resmi itu bersikap transparan.Â
Tidak ujug-ujug dibenerin semua gangguan di motor tanpa meminta konfirmasi dari kita selaku pemilik kendaraan, lantas memberikan tagihan yang ternyata di luar perkiraan ketika motor selesai diservis.
Bagian paling tidak enak
Setelah dipanggil dan kita menyatakan oke untuk diservis saja atau diganti spare partnya, mekanik akan melanjutkan pekerjaannya.
Sementara kita bisa duduk tenang di ruang tunggu ber-AC sembari membaca koran, menikmati jaringan wifi internet gratis, juga sebotol air mineral dingin yang digratiskan untuk konsumen.
Karenanya, meski menunggu beberapa jam, situasinya nyaman sehingga tidak berasa.