Sudah dua minggu berlalu sejak kabar mengejutkan bagi pecinta bulutangkis itu menyembul ke permukaan.
Kabar mengejutkan itu adalah keputusan tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie (27 tahun) untuk mundur dari pemusatan latihan nasional Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (pelatnas PBSI) di Cipayung.
Setelah 12 tahun berada di Pelatnas, Jonatan yang kini sudah berstatus ayah dengan satu anak, memilih mundur. Jonatan memilih untuk melanjutkan kariernya di luar pelatnas. Sebagai pemain profesional (non pelatnas).
Padahal, Jonatan yang pernah juara Asian Games 2018, juara Asia 2024, juara All England 2024 dan penentu juara Indonesia di Piala Thomas 2020, adalah tunggal putra senior andalan. Selain tentunya Anthony Sinisuka Ginting yang masih berjuang menjalani pemulihan cedera.
Jonatan meninggalkan dua pemain tunggal putra Pelatnas yang masih berusia muda yang butuh mentoring.
Yakni Alwi Farhan (20 tahun) dan Mohammad Zaki Ubaidillah (17 tahun). kini kehilangan sosok mentor. Ubed--panggilan Zaki Ubaidillah, bahkan baru masuk Pelatnas tahun ini.
Memahami Keputusan Jojo
Saya yakin, bukan pilihan yang mudah bagi Jojo--panggilan Jonatan Christie, ketika memutuskan untuk mundur dari Pelatnas PBSI yang  selama 12 tahun telah membentuk dirinya hingga menjadi seperti sekarang.
Dia harus berpikir panjang. Mempertimbangkan banyak hal. Menimang plus minus bila dia mengambil keputusan itu.Â
Dalam tulisan di akun Instagram resminya, Jojo menuliskan betapa dirinya memikikan secara matang dari jauh-jauh hari, minggu-minggu, bahkan bulan-bulan ke belakang ini. Hingga akhirnya berani berkata kepada PBSI dan publik.