"Kini tiba waktunya bagi saya untuk memulai satu pengalaman, pembelajaran, dan perjalanan hidup yang baru," ujar Jonatan.
Sebagai orang yang pernah berada di situasi persimpangan mirip yang dialami Jojo--meski beda bidang, saya bisa sedikit memahami pilihan Jojo untuk mundur dari Pelatnas PBSI.
Saya pernah menghadapi situasi sulit ketike hendak memutuskan mundur dari 'pabrik koran- tempat saya bekerja (grup Kompas Gramedia) pada beberapa tahun silam.Â
Saya harus berpikir lama. Merenung matang, menimbang plus minus apakah mau jalan terus atau berhenti.
Karena pertimbangan demi memiliki lebih banyak waktu mendampingi keluarga, utamanya istri dalam membesarkan dua anak kami yang masih balita dan baru lahir, saya akhirnya memilih mundur.Â
Pun, untuk pilihan yang diambil Jojo, saya merasa itu juga dilandasi pertimbangan faktor keluarga.Â
Sebagai seorang ayah dan suami, Jojo pastinya ingin lebih memiliki waktu  yang lebih fleksibel untuk mendampingi mereka.
Jonatan ingin menjadi manusia seutuhnya. Ya atlet bulutangkis. Ya kepala keluarga. Ya ayah. Manusia seutuhnya.
Plus minus pemain non pelatnas
Memangnya kalau di Pelatnas tidak bisa fleksibel?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu diketahui bahwa ada beberapa perbedaan antara pemain pelatnas dan non pelatnas.