Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Dimusuhi" Semesta, Manchester United Tumbang di Markas Tim Swiss

15 September 2021   06:54 Diperbarui: 16 September 2021   11:08 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi Paul Pogba dkk usai kalah dari Young Boys di Liga Champions. MU kalah 1-2 dari tim asal Swiss tersebut/Foto: Skysports

Akhir pekan kemarin menjadi momen sempurna bagi Manchester United (MU).

Semua harapan fan MU menjadi kenyataan. Tim Setan Merah menang atas Newcastle United dan Cristiano Ronaldo menandai debut keduanya di Liga Inggris dengan mencetak dua gol.

Mungkin, sebelum pertandingan, ada banyak fan MU yang menyaksikan bintang jatuh dari langit lantas membuat permintaan. Dan semua make a wish itu terjawab.

Namun, cerita sangat berbeda dialami MU pada Rabu (15/9) dini hari tadi.

Kali ini, semesta serasa memusuhi Tim Setan Merah--julukan Manchester United, ketika mereka dikalahkan tim Swiss, Young Boys, 2-1 di Bern pada matchday pertama penyisihan grup Liga Champions.

Ya, semesta serasa memusuhi Manchester United di markas Young Boys. Semua hal buruk yang dikhawatirkan oleh pelatih dalam sebuah pertandingan, semuanya dirasakan MU.

Dari kartu merah yang merusak strategi, kesalahan pemain sendiri yang berujung gol lawan, hingga kena come back di menit akhir setelah unggul lebih dulu.

Ronaldo sempat membawa MU unggul tapi lantas kena come back

Sebelum laga, MU diunggulkan bisa mengalahkan Young Boys di kandangnya. Berbekal kemenangan 4-1 atas Newcastle United di Liga Inggris (11/9) plus faktor Ronaldo yang merupakan top skor sepanjang masa di Liga Champions, MU dianggap bakal bisa membawa pulang kemenangan.

Apalagi, dalam starting XI, Pelatih MU, Ole Gunnar Solskjaer juga langsung memainkan Ronaldo dalam skema 4-2-3-2. Namun, Ole melakukan beberapa perubahan dari tim yang mengalahkan Newcastle.

Di belakang, Viktor Lindelof dimainkan sebagai starter menemani Harry Maguire. Sementara Raphael Varane dicadangkan. Di tengah, Donny van de Beek main mengisi posisi Nemanja Matic. Dia menjadi partner gelandang asal Brasil, Fred.

Sementara Paul Pogba posisinya digeser agak ke depan menemani Bruno Fernandes dan Jadon Sancho. Adapun Mason Greenwood disimpan di bangku cadangan.

Skema ini awalnya terlihat baik-baik saja. MU bahkan sempat unggul lebih dulu di menit ke-13 lewat Ronaldo. Superstar berusia 36 tahun ini dengan jeli mencari posisi demi menjauh dari kawalan bek-bek Young Boys, lantas menyambar umpan Bruno.

Namun, semuanya berubah di menit ke-35.

Ketika Aaron Wan-Bissaka mendapat kartu merah langsung. Uniknya, bek kanan Inggris ini mendapat kartu merah ketika tidak dalam posisi bertahan. Tidak dalam situasi terpaksa melanggar lawan karena situasi berbahaya.

Aaron Wan-Bissaka mungkin tidak mengira, aksinya menabrak pemain Young Boys saat dirinya menguasai bola dan mencoba masuk ke area pertahanan lawan, justru membuatnya diusir oleh wasit asal Prancis, Francois Letexier.

Diusirnya Wan-Bissaka membuat Solskjaer melakukan pergantian tidak direncanakan. Dia mengorbakan Jadon Sancho dan memasukkan Diogo Dalot demi mengisi posisi bek kanan.

Di awal babak kedua, Solskjaer juga menarik keluar Donny van de Beek dan memasukkan Varane. Tujuannya jelas, demi menjaga keunggulan sembari mengintip peluang menambah gol.

Namun, Young Boyt tidak mau melewatkan peluang menang melawan 10 pemain. Gawang MU akhirnya jebol di menit ke-66. Ketika Moumi Ngamaleu lepas dari kawalan Varane dan menyambar umpan Silvan Hefti.

Di menit ke-72, Solskjaer membuat keputusan berani dengan menarik keluar Ronaldo dan Bruno Fernandes bersamaan. Dia memasukkan Jesse Lingard dan Nemanja Matic.

Hadirnya Lingard diharapkan bisa membuat MU lebih mobile dalam menyerang. Sementara Matic diharapkan bisa melindungi pertahanan MU sejak dari tengah.

Bahkan, di menit ke-89, Solskjaer memasukkan Anthony Martial menggantikan Fred. Pergantian itu menunjukkan, Solskjaer mengintip peluang mencuri gol di menit akhir ketika pemain-pemain Yung Boys fokus menyerang.

Namun yang terjadi, di menit ke-95, Young Boys justru mendapat 'durian runtuh' alias ketiban rezeki.

Ketika Lingard melakukan back pass kurang terukur yang langsung diserobot oleh Theoson Siebatcheu dan tinggal berhadapan dengan David de Gea, kiper MU. Dengan tenang, Siebatcheu memedaya De Gea dan membawa Young Boys menang 2-1.

Reaksi Solksjaer, MU wajib move on

Dalam wawancara seusai pertandingan seperti dilansir dari website resmi MU, Solskjaer mengaku sempat optimistis timnya bakal menang setelah Ronaldo mencetak gol. Namun, kartu merah mendadak memberi dampak besar bagi permainan MU.

Menurutnya, Aaron Wan-Bissaka tidak berniat mencederai ketika dia menabrak pemain Young Boys. Namun, wasit memiliki pandangan berbeda. Dan, keputusan kartu merah itu tidak bis dianulir.

"It's hard to argue against the referee but then again he didn't go through his ankle, he hit him on the top of his foot. It was never a malicious tackle," ujar Solskjaer.

Pelatih asal Norwegia ini juga mencoba membesarkan hati Lingard. Menurutnya, dalam pertandingan, kesalahan seperti itu bisa terjadi kapan saja. Dia yakin, Lingard akan bisa move on.

Yang jelas, kekalahan di Swiss itu membuat Harry Maguire dan kawan-kawan harus bekerja keras di lima matchday berikutnya bila ingin lolos ke babak knock out 16 besar.

Ole Solskjaer menyebut, untuk bisa lolos, MU harus bisa menyapu bersih tiga laga home dengan kemenangan, serta mencari satu kemenangan di luar kandang.

Itu artinya, MU harus bisa menang saat menjamu Villarreal di Old Trafford pada matchday kedua, 29 September medndatang. Dini hari tadi, di pertandingan Grup F lainnya, Villarreal bermain 2-2 melawan tamunya asal Italia, Atalanta.

"Kami butuh 12 poin untuk lolos. Dan itu bisa diraih dengan memenangi semua pertandingan home dan menang di laga away," pungkas Ole Solskjaer seperti dikutip dari manutd.com.

Kekalahan memang pahit. Namun, sisi baiknya, pemain-pemain MU akan lebih termotivasi untuk menang di matchday berikutnya. Daripada menang lalu terlena seperti musim lalu.

Ingat, di Liga Champions musim lalu, MU sempat meraih start keren dengan mengalahkan Paris Saint Germain dan RB Leipzig. Yang terjadi kemudian, MU gagal lolos ke babak gugur 16 besar karena finish di peringkat ketiga.

Pendukung MU pastinya sudah tidak sabar menunggu matchday II menjamu Villarreal nanti. Bukan hanya menjadi momen move on, laga itu sekaligus menuntaskan nestapa di final Europa League musim lalu saat MU kalah adu penalti dari tim asal Spanyol itu. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun