Dia harus merelakan mimpinya sirna ketika sudah berada di depan mata. Mimpinya tampil di Euro pertamanya bersama Inggris, kandas ketika hanya tinggal beberapa hari.
Hidup memang tidak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkan. Nasib bila seperti itu memang pahit. Sangat pahit. Tapi, meski patah hati, Trent pastinya tahu, yang bisa dilakukannya hanya berdamai dengan nasib.
Dia tahu, tidak ada gunanya menyesali nasib. Pilihan terbaik adalah move on dari situasi pahit. Fokus pada pemulihan cedera. Lantas, berupaya tampil bagus di musim depan. Toh, tahun depan ada Piala Dunia 2022.
Kita pun begitu. Bila mengalami situasi pahit seperti yang dialami Trent, berdamai dengan keadaan jadi pilihan terbaik. Mencoba legowo. Tak perlu marah-marah. Apalagi menyalahkan orang lain atas nasib yang menimpa kita. Apalagi menyalahkan Tuhan.
Bukankah selalu ada blessing in disguised?
Selalu ada pelajaran hidup dalam nasib yang pahit. Kita bisa terjatuh tapi kita bisa memilih untuk bangkit.
Seperti kata Paulo Coelho di The Alchemist, "The secret of life, though, is to fall seven times and to get up eight".
Ya, rahasia hidup adalah jatuh tujuh kali lantas bangun delapan kali. Selamat menyapa awal pekan. Salam.