Dia meyakinkan publik bahwa pilihannya tidak asal-asalan. Ada pertimbangan. Di antaranya, Trent dan kawan-kawannya itu bisa dimainkan di multiple position.
Sampai di sini, Trent Alexander-Arnold, si mantan anak gawang yang lantas bermain di klub kebanggaannya itu bisa memenuhi takdirnya. Takdir untuk tampil di Euro 2020.
Seperti kata Coelho, dia bisa mengendalikan takdirnya. Bahwa, takdir yang awalnya terlihat berbelok ke kiri, lantas bisa dibelokkannya ke kanan.
Dia 'membelokkan' takdir dengan perjuangannya tampil bagus di level klub selama periode Mei. Hasil tidak mengkhianati kerja kerasnya.
"Always believe in yourself. Silence the doubters," tulis Trent di akun Instagramnya.
Cedera di laga persahabatan, TAA batal main di Euro 2020
Namun, Trent tidak bisa mengendalikan nasibnya. Seperti kata Coelho, nasib adalah jalan satu arah. Tidak bisa dibelokkan. Dan sial bagi Trent, nasib rupanya tidak menginginkan dirinya tampil di Euro 2020.
Dua hari setelah pengumuman skuad itu, Inggris beruji coba menghadapi Austria di Riverside Stadium, (3/6). Southgate memainkan Trent sebagai starter alias pemain inti.
Memakai jersey nomor 2, Trent paham bila laga itu panggung bagi dirinya untuk menjawab kritikan. Bahwa, dirinya memang layak masuk tim Inggris.
Dia bermain apik. Tidak hanya bagus dalam membantu serangan dan mengirim umpan crossing, dia juga membuktikan bila dirinya bisa bertahan.
Tapi di menit ke-88, petaka datang. Usai melakukan clearance alias menyapu bola dari area pertahanannya, Trent terlihat bermasalah dengan paha kanannya. Dia pun dipapah oleh tim media keluar lapangan.