Lalu, mengapa kok Hansi Flick tidak terpilih?
Mari mencoba melihatnya lebih dalam. Merujuk pada keterangan di laman resminya, penghargaan The Best FIFA Football Coach yang dimulai sejak 2016 (dulunya bernama FIFA World Coach of The Year) ini memang bisa 'tidak terduga'.
Awalnya, ada lima nama pelatih yang masuk nominasi. Selain Klopp, Flick, dan Bielsa, juga ada Zinedine Zidane (Real Madrid) dan Julen Lopetegui (Sevilla). Tiga nama pertama lantas masuk finalis karena mendapatkan suara lebih banyak.
"The selection criteria for the coaches of the year were: performance and general behaviour of their teams on and off the pitch", begitu bunyi keterangan di wikipedia perihal seleksi penghargaan ini.
Dari sini, kontroversi sempat mencuat. Beberapa warganet menyoal keberadaan Marcelo Bielsa yang masuk nominasi pelatih terbaik. Mengapa bukan Thomas Tuchel yang tahun ini membawa Paris Saint-Germain (PSG) ke final Liga Champions. Atau juga pelatih muda Julian Nagelsmann yang membawa RB Leipzig tampil mengejutkan di Liga Champions
Ya, mengapa Tuchel dan Nagelsmann malah tidak masuk. Sementara Bielsa yang "hanya" membawa tim juara di kasta kedua Liga Inggris dan promosi ke Premier League, malah masuk finalis tiga besar.
Perihal kontroversi yang sempat terjadi itu, silahkan tanyakan kepada para pelatih tim nasional, kapten tim nasional dan juga perwakilan media. Ya, mereka-lah para pemilik suara dalam pemilihan penghargaan ini.
Adapun hasil akhir dari voting pemilihan pelatih terbaik FIFA 2020 ini, Klopp meraih 24 suara, Hansi Flick juga memperoleh 24 suara, dan Bielsa dengan 11 suara.
Meski perolehan suara sama, tetapi Klopp menang karena mendapatkan suara lebih banyak dari para pelatih tim nasional. Boleh jadi, prosentase suara pelatih tim nasional lebih besar.
Tidak sedikit netizen di luar negeri sana yang lantas merespons terpilihnya Klopp itu dengan menuliskan kalimat "Flick dirampok" di kolom komentar beberapa akun media sosial. Maksudnya jelas, mereka mengira Flick-lah yang akan menang.
Meski, pencapaian Flick sebenarnya juga bisa dicari 'celahnya'. Bukan hanya tentang jumlah gelar. Tapi juga proses pencapaian gelarnya. Ini mungkin yang menjadi pertimbangan bagi para pemilik suara dalam memberikan pilihan.