Sejak pagi tadi, jagad media sosial diramaikan oleh perdebatan seru. Perdebatan yang dipicu oleh pemberian penghargaan pelatih terbaik pria FIFA 2020 (The Best FIFA Football Coach) kepada pelatih Liverpool, Jurgen Klopp.
Klopp meraih penghargaan individu tersebut secara beruntun. Tahun lalu, Klopp mengalahkan Pep Guardiola dan Mauricio Pochettino. Kali ini, dia mengungguli Hans-Dieter Flick dan Marcelo Bielsa dalam seremoni yang digelar secara virtual, Kamis (17/12) malam waktu setempat.
Dari hasil penelurusan di beberapa akun media sosial ternama seperti Sky Sport, espnfc, dan sejumlah akun tenar lainnya, perang komentar antar netizen tidak terelakkan.
Perang komentar antara warganet yang menganggap Klopp memang layak menerimanya dan mereka yang merasa bukan Klopp yang seharusnya mendapat penghargaan itu.
Di Indonesia, beberapa akun media sosial milik beberapa 'pesohor melek sepak bola' yang memposting kabar ini, juga menjadi panggung netizen untuk 'baku hantam' komentar.
Mengapa terpilihnya Klopp seolah digugat?
Padahal, dia memang salah satu yang terbaik di tahun 2020 ini atas pencapaiannya membawa Liverpool juara Liga Inggris setelah menunggu selama 30 tahun.
Bahkan, tak hanya juara, Klopp juga membawa Liverpool mendominasi liga paling kompetitif itu dengan margin poin yang sangat jauh dari para rivalnya.
Namun, beberapa netizen menganggap Hans-Dieter Flick-lah yang seharusnya lebih layak untuk meraih penghargaan individual dari FIFA tersebut. Bukan Klopp.
Kita tahu, Hansi Flick di tahun ini sukses besar membawa Bayern Munchen panen gelar. Pelatih berusia 55 tahun ini membawa Munchen juara Bundesliga, juara DFB Pokal, juara DFL Supercup, juara Liga Champions, serta meraih trofi Piala Super Eropa.
Dari raihan jumlah trofi tersebut, mudah untuk menyebut Hansi-Flick yang baru didaulat melatih Bayern pada November 2019, melewati musim 2020 dengan luar biasa. Dia meraih trofi lebih banyak dari Klopp. Juga Bielsa yang membawa Leeds United juara Divisi Championship dan promosi ke Premier League.