Hingga pertengahan Juli lalu, keduanya unggul tipis dari Milan dalam perolehan poin di klasemen. Â Artinya, kalaupun Milan menang terus hingga akhir kompetisi, tetapi bila Roma dan Napoli juga bisa menang terus, maka Milan sulit lolos langsung ke kompetisi Eropa. Bilapun lolos, mereka akan melakoni babak kualifikasi.
Ternyata, di tiga pertandingan terakhir, 'bantuan' datang dari tim-tim lain. Pada 23 Juli lalu, di luar dugaan, Napoli yang kini dilatih mantan legenda Milan, Gennaro Gattuso dan menjadi pesaing utama Milan, ternyata kalah 2-1 dari Parma. Sementara Milan mengalahkan Sassuolo 2-1.
Hasil itu membuat Milan yang sebelumnya punya poin sama dengan Napoli (56 poin), berbalik unggul dengan 59 poin. Tapi, tiga hari kemudian, Milan hanya bermain 1-1 melawan Atalanta, sementara Napoli menang 2-0 atas Sassuolo. Poin di klasemen pun berubah menjadi, Milan 60 poin dan Napoli 59 poin. Milan di posisi 6, Napoli di peringkat 7. Sementara AS Roma (64 poin).
Yang terjadi kemudian, Inter Milan ternyata memberi 'bantuan' untuk Milan agar 'aman' di peringkat 6. Inter mengalahkan Napoli 2-0 pada Selasa (29/7). Dan, keesokan harinya, Milan menang telak, 4-1 atas tuan rumah Sampdoria.
Kemenangan Inter Milan dan hasil bagus Milan di markas Sampdoria itu membuat Milan lolos ke kompetisi Eropa. Dengan Liga Italia hanya menyisakan satu laga, Milan (63 poin) unggul dari Napoli (59 poin). Laga terakhir menjamu Cagliari hanya menjadi 'formalitas' bagi Milan.
Milan masih merindu Liga Champions
Meski lolos ke Europa League, tetapi Milan sejatinya bisa dibilang gagal. Sebab, merujuk pada nama besar dan pencapaian mereka di kompetisi Eropa, rumah Milan bukanlah di Europa League.
Rumah Milan adalah di Liga Champions. Lha wong mereka adalah tim Italia dengan trofi terbanyak di Liga Champions Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, Milan gagal finish di empat besar sebagai syarat lolos ke Liga Champions.
Milan kali terakhir lolos ke Liga Champions musim 2012/13 ketika finish di peringkat 3 di bawah Juventus dan Napoli. Artinya, musim depan akan menjadi tahun ke delapan, Milan hanya menjadi penonton Liga Champions.
Memang ironis. Milan, tim Italia yang paling sukses di Liga Champions, tim pengoleksi 7 gelar Liga Champions, ternyata kesulitan untuk sekadar meraih tiket tampil ke Liga Champions musim depan.
Tapi itulah yang terjadi kini. Milanisti dimanapun berada, merindu menunggu kapan Milan bisa kembali tampil di Liga Champions. Mereka hanya bisa cemburu melihat Inter Milan justru seperti mudah saja lolos ke Liga Champions.
Namun, dengan penampilan Milan di 11 laga terakhir, dengan manajemen Milan akhirnya memberi kesempatan kepada Stefano Pioli untuk tetap melatih Milan di musim depan, harapan untuk kembali ke Liga Champions itu ada.