Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Setelah 34 Tahun dan Tabloid BOLA Berpamitan, Kenapa?

17 Oktober 2018   22:19 Diperbarui: 18 Oktober 2018   20:24 4439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak hanya harus menyisihkan uang saku sekolah yang tidak seberapa, tetapi jarak rumah ke kios koran yang menjual BOLA, lumayan jauh. Kalau naik sepeda onthel sekira 20 menit perjalanan.

Memang ada kios koran yang tidak jauh dari rumah, tetapi kios tersebut tidak menjual BOLA. Setiap Selasa dan Jumat, sepulang sekolah, saya mampir ke kios koran tersebut. Biasanya naik sepeda. Lain waktu, biasanya sore hari menaiki angkutan desa yang melintas di jalan depan rumah. Rasanya sedih bukan kepalang ketika sampai di kios koran ternyata BOLA nya sudah habis.

BOLA-lah yang mengenalkan saya pada (informasi) seputar bola dan bahkan jatuh cinta pada sepak bola. Saking cintanya, dulu setiap lembar buku tulis saya, saya "hiasi" dengan tulisan nama-nama pemain bola di bagian pojok atasnya. Beberapa lembar edisi BOLA pun masih tersimpan rapi hingga kini di rumah ibu. Utamanya yang memuat AC Milan, tim idola.

Dari BOLA, saya tidak hanya 'melek bola'. Saya juga jadi cinta menulis tentang sepak bola. Kecintaan yang akhirnya 'membelokkan' cita-cita saya. Dari yang awalnya berniat menjadi ahli teknik kimia--karena anak IPA--lantas bermimpi menjadi wartawan olahraga.

Cita-cita yang akhirnya kesampaian setelah lulus kuliah. Meski tidak bekerja di BOLA, tetapi pernah diterima bekerja di "pabrik koran" yang masih merupakan keluarga besar Kompas Gramedia--satu 'kerabat' dengan BOLA. Meski berita yang disajikan tidak melulu olahraga.

Saya masih ingat ketika di pekan pertama bekerja, editor saya bertanya tentang keinginan saya mau ditugaskan di desk (bidang liputan) apa. "Kamu mau di kota (pemerintahan/politik) atau olahraga?". Bagi saya, jawaban dari pertanyaan itu tidaklah sulit. Saya pun akhirnya menulis berita-berita olahraga selama beberapa tahun, lantas berpindah menulis politik pemerintahan.

Namun, passion untuk menulis olahraga tidak tergantikan meski juga sempat jatuh cinta menulis bidang yang lain. Dan, BOLA-lah yang telah menumbuhkan kecintaan pada olahraga.

Sebenarnya, apa sih yang membuat BOLA bisa dicintai banyak pembacanya?

Ada banyak jawaban yang bisa dimunculkan. Selain karena ulasan preview dan review pertandingan yang gaya BOLA, kaya informasi, ulasan langsung dari arena yang sangat lengkap, hingga kartun Si Gundul di halaman akhir sebelum penutup tabloid, yang selalu bikin tertawa.

Dulu, saya paling suka membaca ulasan-ulasan wartawan senior, Sumohardi Marsis dan juga Arief Natakusumah, Broto Happy maupun Arif Kurniawan. Tulisannya berbobot. Kaya informasi dan sangat menguasai bidang yang mereka tulis.

Saya punya bukunya mas Arief Natakusumah berjudul "Drama Itu Bernama Sepak Bola (Gambaran Silang Sengkarut Olahraga, Politik dan Budaya", yang menurut saya buku wajib untuk dibaca penulis sepak bola selain trilogi Catatan Sepak Bola Sindhunata yang melegenda itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun