Sudah pernah dengar tentang Etnomatematika dan Sains Budaya Nusantara? Apa kalian sudah tau istilah Etnomatematika? Kira-kira etnomatematika itu belajar tentang kalkulus ya? Hhmm untuk memperluas pengetahuan kalian tentang etnomatematika, simaklah materi dibawah ini.
Jadi, etnomatematika atau ethnomathematics berasal dari kata “ethno” yang berarti ras atau sekelompok budaya, kata “mathema” berarti ilmu pengetahuan atau belajar seperti memahami, mengukur, pengodean, membuat permodelan, dan menyimpulkan, serta kata “tics” yang berasal dari kata techne berarti teknik. Sedangkan secara istilah, etnomatematika adalah matematika yang diaplikasikan di antara kelompok budaya, seperti suku, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu dan kelas profesional.
Etnomatematika budaya nusantara adalah hubungan matematika dan budaya nusantara. Lantas apa hubungan matematika dengan budaya nusantara? Hubungan etnomatematika ini menjelaskan bagaimana cara suatu masyarakat untuk menghitung, mengukur, dan membuat suatu permodelan yang dilakukan oleh kelompok budaya tertentu. Konsep ini menekankan bahwa matematika tidak hanya sekadar teori acak, tetapi juga merupakan produk budaya yang berkembang dalam konteks sosial tertentu.
Contoh-contoh etnomatematika di Indonesia sangat beragam. Contohnya adalah pada pola dalam kain batik dan bentuk-bentuk pada rumah adat yang mengandung prinsip-prinsip geometri yang kompleks, seperti simetri, fraktal, dan pengulangan. Selanjutnya, sistem penanggalan dan perhitungan waktu dalam budaya Bali juga mencerminkan penggunaan matematika yang unik, seperti halnya menghitung kapan akan menjalankan hari raya berikutnya (nyepi, galungan, dan lainnya) dan menghitung kapan seseorang akan otonan (upacara hari lahir dalam tradisi Hindu di Bali). Indonesia juga memiliki permainan tradisional seperti congklak yang mengandung nilai etnomatematika karena untuk memenangkan permainan tersebut dibutuhkan strategi dan perhitungan yang baik, dan secara tidak langsung permainan ini dapat dimanfaatkan untuk mempelajari penjumlahan dan pengurangan.
Selain etnomatematika, etno-sains juga menjadi aspek yang sangat penting untuk mengembangkan pendidikan ilmu pengetahuan alam yang baik. Hubungan sains dengan budaya nusantara merupakan suatu pendekatan yang mengintegrasikan konsep-konsep sains modern dengan kearifan lokal dan pengetahuan tradisional masyarakat Indonesia. Kearifan lokal Indonesia adalah hasil dari pengamatan panjang antara karakteristik di langit dan karakteristik di permukaan bumi yang menghasilkan pengetahuan alam yang menjelaskan tentang waktu, musim, dan karakter makhluk hidup. Pengetahuan terhadap alam ini telah dimanfaatkan selama ribuan tahun untuk memprediksi dan menyeimbangkan antara karakter alam dan kebutuhan hidup manusia.
Adapun contoh etno-sains dalam budaya nusantara yaitu sains pada kesehatan tradisional yang berkembang di Nusantara dengan menggunakan tanaman herbal yang diwariskan secara turun-temurun. Contohnya adalah jamu dan ramuan herbal. Jamu adalah minuman herbal khas Indonesia yang diracik dari beberapa tanaman herbal seperti kunyit, jahe, temulawak, dan berbagai tanaman obat lainnya. Jamu digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperlancar pencernaan, hingga menjaga kesehatan kulit. Selain itu terdapat sains dalam budaya Nusantara yang telah digunakan oleh berbagai suku di Indonesia, terutama oleh para pelaut dan petani yaitu adalah astronomi tradisional dengan menggunakan rasi bintang sebagai patokan penunjuk arah. Contoh-contoh penerapannya yaitu sistem navigasi maritim ini digunakan oleh suku Bugis, Bajo, dan pelaut Nusantara lainnya sebagai panduan dalam perjalanan laut untuk memudahkan mereka pulang ke darat. Mereka mengenal rasi bintang biduk (Orion) dan rasi bintang selatan (Crux) untuk menentukan arah. Teknik astronomi ini membantu mereka berlayar jauh tanpa kompas modern.
Etnomatematika dan sains memiliki peran dalam bidang Pendidikan. Diantaranya yaitu meningkatkan pemahaman tentang budaya dalam pengajaran matematika dan sains. Selain itu, untuk memadukan pengetahuan lokal ke dalam kurikulum pendidikan, sehingga materi yang diajarkan lebih dekat dengan siswa. Pendekatan ini juga berfungsi untuk merangsang rasa ingin tahu dan minat siswa terhadap matematika dan sains, dengan cara yang lebih tepat dan terhubung dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam bidang pendidikan, meskipun menawarkan banyak manfaat, penerapan etnomatematika dan sains budaya Nusantara juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman dan pelatihan guru mengenai konsep dan aplikasi etnomatematika dan sains budaya Nusantara. Selain itu, adanya keterbatasan dalam mendokumentasikan pengetahuan tradisional, yang dapat menghambat penggabungan pengetahuan tersebut ke dalam pendidikan. Selain itu, terdapat perbedaan sudut pandang antara pengetahuan lokal dan sains modern, yang sering kali menimbulkan kesulitan dalam menjembatani keduanya. Tantangan lainnya adalah menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan pendekatan etnomatematika secara efektif, sehingga materi yang diajarkan harus dapat mencerminkan nilai-nilai dan konteks budaya yang tepat. Di sisi lain, tantangan-tantangan dalam etnomatematika dan sains ini juga membuka peluang besar bagi para pendidik, dan peneliti untuk mengembangkan model pembelajaran yang inovatif dan seru.
Nah jadi kalian sudah mengerti kan? Tentang apa itu etnomatematika? dan apa itu sains dalam budaya Nusantara?
Singkatnya, etnomatematika dan sains budaya Nusantara adalah pendekatan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menggali potensi budaya dan kearifan lokal Indonesia. Walaupun masyarakat tradisional tidak belajar matematika secara resmi, mereka sebenarnya sudah menciptakan berbagai konsep matematika melalui pengalaman dan pengamatan terhadap lingkungan serta aktivitas sehari-hari mereka. Dengan menerapkan etnomatematika dan sains budaya Nusantara, kita dapat mendukung pelestarian budaya dan identitas bangsa di era globalisasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI