Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berhentilah Menanti

25 Maret 2018   19:12 Diperbarui: 25 Maret 2018   19:54 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebaiknya kamu berhenti saja
Menanti sejengkal lilin kuletakkan di sela
Patahan sahang berakar junjung
Sejak gerhana total membekap segenap ranah
Listrik hanya menarik tagihan token

Nyala lilin lama lindap kupadam kupilin
Berkelindan sarang laba-laba tanpa tuannya
Sebab debu-debu membutuhkan tempat
Bercumbu menggebu-gebu
Kupu-kupu pun biarlah berlalu

Patahan sahangku telah berdaun kuning
Menemani helai-helai hijau menera usia
Meski belum tumbuh tunas-tunas putiknya

Tiada maksudku menampik penantianmu
Dalam tumpukan buku berkubu kutu-kutu
Terbentang tanpa rentang pandang pada
Lingkar garis gerhana dan lilitan akar sahang

Sebaiknya kamu kembali saja menjinjing
Rotan-rotanmu untuk kamu anyam menjadi
Keranjang ikan sotong udang kepiting kerang

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 25 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun