Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rezeki Dipatuk Ayam

23 November 2017   23:25 Diperbarui: 24 November 2017   06:20 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Jangan bangun kesiangan
Supaya rezeki tidak dipatuk ayam."

Sekolah tidak berlibur di sawah
Biar kasur kapuk batu membeku mata
Jadah bakar dan teh hangat memberi cangkul
Caping lapuk menggiring mbah berangkat
Menjawab panggilan pagi

Ribut celoteh ayam-ayam sekitar kandang bambu
Tidak kebagian sarapan padahal bangun subuh
Hukuman tidak mau cuci muka dan sikat gigi

Mata mencair di sela-sela dinding anyaman bambu
Ayam-ayam tanpa ijazah tidak menggerutu
Burung-burung liar memunguti sinar matahari
Anak kambing tidak belajar ilmu biologi
Mbah melarutkan lelah di gubuk tengah sawah

Jam sekolah menutup mata setelah makan malam
Buku-buku tidak suka berlama-lama melihat lampu
Sekolah dan buku tidak singgah pada hari libur
Mata ngobrol dengan mata sebelum koar ayam jago
Sebelum oglangan mengajak tidur

Para tetangga tidak mengenal Churchill Thatcher
Tesla Edisson Mozart Da Vinci Oda entah siapa lagi
Jangan tanyakan tentang mereka pada mbah
Kecuali tentang setan memakai topeng hantu
Menjadi ayam agar bebas mencuri sebelum subuh

*******
Kelapa Lima, Kupang, 24-11-2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun