Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuan Berompi Oranye

20 November 2017   20:32 Diperbarui: 20 November 2017   20:54 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila bukan sebab bersih
Tidaklah Tuan berompi oranye
Di pendar sarapan sampai makan malam
Mata-mata merah memerah darah waktu

Seperti celana balita dilucuti di tengah permainan
Telanjang bulat disiram jernih mata-mata

Seperti jubah baginda dipreteli di tengah pesta rakyat
Bugil bundar dihujani sinar serat optik

Apakah air susu dibalas air tuba, Tuan

Bila bukan demi bersih
Tidaklah aurat berkibar-kibar di puncak ziggurat
Di tengah semburat binar mata-mata berpantul matahari
Pesta rakyat terselenggara secara mendadak
Pelosok-pelosok berpesta pora
Pabrik-pabrik petasan meledak di mana-mana

Rompi oranye bukanlah jubah bagi baginda
Para penyamun saling menanya perihal harganya
Seekor ayam mengapa seharga sepotong kertas

Tuak-tuak bergelak dengan daging guling saos arak
Para begundal menggelar syukuran di pojok kedai

Apakah air kopi dibalas air sopi, Tuan

*******
Kelapa Lima, Kupang, 20 November 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun