Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bersembunyi di Belakang Metafora

2 Mei 2017   23:01 Diperbarui: 3 Mei 2017   00:06 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam senyap aku bergumam

Dalam gelap aku bergerak

Dalam hampa aku telanjang

Dalam kepalaku saja

Orang-orang mencari-cari

Meneriak-neriakkan aku

“Jangan bersembuyi dalam kepala sendiri

Hei, kau, jangan pengecut terhadap terang kenyataan!”

Aku selalu melihat kenyataan

Bergentayangan gelap bergemerisik bisik

Setiap orang memakai topeng berbeda

Orang membuka topeng akan memamerkan taringnya

Setiap tangan menyelinap di balik rangkap pakaian

Orang mengeluarkan tangan memamerkan kuku runcingnya

Apakah aku harus bergumam bergerak berpakaian

Sesuai dengan kepala orang-orang

Aku punya kepala sendiri

Senyap gelap aku berada

Dalam senyap sekilas suara lebih jelas

Dalam gelap seberkas sinar lebih tegas

Kepada hening orang-orang berhitung

Berisik orang-orang bersiasat

Bising orang-orang bergegas

Mengejar meneriak aku

Kuajukan metafora jadi jurubicara

Tentang kata-kata yang kutitipkan

Aku bersembunyi di belakang metafora

Senyap gelap tempatku bertahta

Metafora menerbangkan helai senyap gelapku

Kegaduhan biarlah bersahutan di luar sana

Sepenting genting apakah pening kegaduhan di luar sana

Dibanding seutas nafas kusewa pada suatu kurun waktu

*******

Panggung Renung Balikpapan, 2 Mei 2017

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun