Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perbedaan

17 Mei 2019   22:56 Diperbarui: 17 Mei 2019   22:59 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan aku tak mencintaimu bila mengaduh pada tumpukan resah. Kalaupun kau tak suka, kan kusarungkan kembali belati kecewaku yang telanjur terhunus. Kusimpan ia, pada lipatan-lipatan kenangan yang tak tuntas. Memendamnya, sambil berharap waktu berkenang menghapusnya dengan maaf.

Sekedar untuk kau mengerti, ketegaranku adalah kumpulan-kumpulan kerapuhan yang tidak berdaya memisahkan, antara perasaan mencintai dengan ketidaktahuan membenci. 

Lalu, mengapa harus sangsi pada ketulusan?. Haruskah kecemburuan menjadi jawaban?, ataukah kepura-puraan menjadi petunjuk atas ketidakmampuan kita menafkahi rasa?, ataukah kita berdua mesti kembali saling membuka catatan, untuk menyamakan paham pada ejaan yang bersebrangan?.

Kalaupun kau masih tak beranjak dari pijakan ego, dan aku yang terlanjur terjebak pada pilihan diam. Biarlah kita saling melangkah dalam perbedaan, bercumbu pada ketidakpastian perasaan. Sampai akhirnya, kita berdua saling menemukan hadirnya kalimat peneduh, yang ejaannya mungkin bisa sama-sama kita mengerti.

Sinjai, 17 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun