Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kebajikan Tidak Pernah Membenci Perubahan

1 Agustus 2022   18:25 Diperbarui: 1 Agustus 2022   18:51 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebajikan Tidak Pernah Membenci Perubahan (gambar: scmp.com, diolah pribadi)

Tapi anehnya sejak aku menumpang mobil temanku, bapak tunanetra itu tidak pernah muncul lagi. Padahal aku selalu tepat waktu tiba di tempat biasa pada jam yang sama. Sang bapak bagaikan hilang ditelan bumi. Aku jadi penasaran.

Saat temanku mendapat tugas keluar kota selama seminggu, aku punya kesempatan untuk menunggu sang bapak lebih lama. Aku sengaja datang ke tempat menunggu mikrolet lebih awal dan membiarkan beberapa mikrolet itu berialu pergi tanpa kutumpangi. Maksudku agar dapat bertemu dengannya. Akan tetapi, pupuslah harapanku. Sang Bapak Tua tidak pernah kelihatan lagi.

Seminggu kemudian temanku kembali menjemputku "Hai non kenapa kok tampangnya mendung begitu, sih? padahal langit cerah lho!" sapa temanku begitu aku naik ke mobilnya.

"Aku heran deh, kok bapak pengemis itu tidak pernah muncul lagi. Jadi penasaran juga nih. Kok bisa ya aku tidak bertanya lebih detail lagi tentang dirinya. Dan tahukah kamu selama seminggu ini aku mencoba untuk menunggunya,tapi usahaku sia-sia."

"Gegara kamu nih, doi tidak pernah menampakkan diri lagi" aku terus berceloteh.

Raut wajah temanku berubah serius, "iya ... yah aneh juga, awas lho jangan-jangan dia dedemit."

"Bagaimana kalau dia ternyata dewa yang sedang menyamar, dia datang untuk menguji seberapa pedulinya aku terhadap orang lain, apalagi yang dekil kaya gitu?" balasku menimpali candaannya.

Hari demi hari pun berlalu, bulan berganti bulan, dan peristiwa itu pun terlupakan. Sampai pada saat aku tertimpa musibah.

Aku bekerja di sebuah perusahaan yang adminnya masih carut marut, alias berantakan. Pada suatu saat kami mendapat pesanan barang dalam partai besar. Jumlah transaksinya ratusan juta rupiah, pada saat kurs dollar AS masih sekitar 2.500 rupiah.

Perusahaan kami tidak punya orang legal yang bisa mengawali kontrak kerja. Dan bagian keuangan pun belum mengeri tentang prosedur bank garansi.

Karena menyangkut jumlah yang besar maka kuhadirkan petinggi-petinggi perusahaan, termasuk sang pemilik. Semua tampak sudah sudah sempurna, sales supervisorku pun sudah meninjau kantor pemesan, PT.XXX yang terletak di bilangan Roxi. Menurutnya perusahaan itu bonafid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun