Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kebajikan Tidak Pernah Membenci Perubahan

1 Agustus 2022   18:25 Diperbarui: 1 Agustus 2022   18:51 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebajikan Tidak Pernah Membenci Perubahan (gambar: scmp.com, diolah pribadi)

Aku sebagai pelaksana impor sudah mengambil ancang-ancang waktu. Menjanjikan waktu serah terima barang dalam jangka 15 hari lebih lama dari perkiraan. Siapa tahu saja ada hal yang tidak terduga selama perjalanan.

Dugaanku tepat, barang impor tersebut tiba sekitar 15 hari lebih lama dari perkiraan. Ia telah sampai di gudang PT.XXX selaku pemesan. Aku pun mulai beraksi. Sebagai langkah pertama, bukti tanda terima barang yang asli kubawa ke bank, bersamaan dengan invoice dari ekspedisi dan giro untuk pembayaran ongkos kirim yang jumlahnya Rp. 1.200.000,- 

Giro ditolak!

Alasannya, tidak ada dana. Dan bukan hanya itu, PT.XXX juga sudah masuk daftar hitam pada beberapa bank. Ketika kami ke kantornya, ternyata itu kantor milik perusahaan lain. Entah bagaimana cara sales supervisorku menyelidiki keberadaan perusahaan itu.

Aku segera melapor ke atasanku, selaku GM Marketing. Tapi beliau angkat tangan dan mengganggap kesalahan itu ada ditanganku dan sang pemilik perusahaan, karena bukan ia yang menandatangani kontraknya.

Kejadian itu kulaporkan pula ke GM Keuangan. Yang kudapat malah makian. Dianggapnya aku tidak bisa kerja, menyebabkan kedatangan barang terlambat sehingga bank garansinya kadaluwarsa. Padahal aku sama sekali tidak tahu soal pembuatan bank garansi, seharusnya si GM lebih tahu.

Hal yang sama saat aku melapor pada GM Administrasi, dengan entengnya dia menjawab "sayakan cuma bagian pengiriman, kamu suruh kirim ya saya kirim, sana bilang ke pak Owner aja, diakan yang tanda tangan kontrak!"

Akhirnya langkah pamungkas pun kutempuh. Aku mengirim surat tertulis kepada owner perusahaanku. Si bos memberi jawaban yang sangat bijak, "dalam dunia bisnis hal seperti ini sering terjadi, lain kali kita harus lebih hati-hati."

Walaupun jawaban beliau melegakan, tapi aku tidak terima disalahkan oleh tiga jendral kancil itu. Mempunyai kekuasaan penuh di bawah big boss, tapi suka cuci tangan.  

PT. XXX hilang tanpa berita. Maklum pada saat itu belum ada hape android seperti sekarang, jadi keberadaannya benar-benar tak terlacak.

Kejadian itu sangat membebani pikiranku, pada siapa aku harus mengadu? Kedua orangtuaku? Tidak mungkin karena aku tidak mau mereka ikutan terbebani dengan masalah yang tidak diketahuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun