"Ayah! Burung Kecil kehilangan ayahnya. Kita bantu cari ya... Kita bantu cari yahhh.... Huhuuhuuu," Beruang Kecil menangis tersedu-sedu.
"Ohhhh iya, baikk anakku. Besok pagi ya kita ikut mencarinya. Sekarang kita tidur dulu yaaa."
"Terima kasih Ayahh..."
**
Keesokan harinya, mereka berjalan di tengah hutan. Beruang Kecil tiba-tiba menangis lagi. "Ayah... aku rindu dengan Ibu..." tiba-tiba Beruang Kecil memeluk Ayah beruang.
Ayah Beruang memeluk dengan penuh kasih sayang. Mengusap lembut kepala Beruang kecil.
"Ayah tahu Beruang Kecil, Ayahpun merindukan Ibumu. Sudah berlalu setahun, dan kita belum bisa menemukannya."
"Ayah... mengapa Ibu tidak menginginkanku? Aku pernah mendengarnya dari sahabat beruang yang lain... Mereka mengatakan demikian dan aku sangat sedih Ayah," tangis Beruang Kecil semakin lirih.
Ayah Beruang terus memeluk Beruang Kecil. Tak lama, tangis Beruang Kecil mereda. Lalu Ayah Beruang melepaskan perlahan pelukan si Beruang Kecil. Ia pun mengangkat anaknya itu ke pangkuannya.
"Beruang Kecil, Itu tidak benar... Ayah yakin, dimanapun Ibumu berada, Ibumu akan selalu merindukanmu. Tidak ada Ibu yang tidak menyayangi anaknya... Ingat itu ya..."
"Lalu kenapa Ibu pergi Ayah?"