Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir dari Axtraliz - Chapter 3

3 Januari 2020   22:27 Diperbarui: 3 Januari 2020   22:32 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

(Chapter 3: Kerajaan dari dunia Xeo)

Aku masih berpikir apa yang dilakukan oleh Estephania? Apakah dia akan melakukan sesuatu yang buruk atau tidak? 

Dia pernah diguyur satu emper air oleh Herlina dan the geng. Herlina dikenal sebagai tukang pembawa masalah. Dia sebenarnya kurang perhatian dari orang tuanya. Herlina pernah diisukan pernah tidur dengan salah satu murid di sekolah atau pernah dengan guru di sekolah. Aku rasa dia mengancam kepala sekolah dengan kekuasaan papanya. Itu sebabnya dia menjadi ratu di sekolah. 

Itu sebabnya aku mematahkan hidung Herlina setelah dia menyiram air ke Estephania. Itu sebabnya aku pernah dipanggil oleh guru dan kedua orang tua kami menghadapi kepala sekolah. Kepala sekolah cuma berkata kepada aku," Kamu tahu tidak papanya Herlina yang biayain sekolah ini." Aku tidak menyukai ayah dan ibu Herlina. Mereka merasa anaknya selalu benar. Mereka tidak bisa mengurus anaknya yang manja itu. Mereka seperti keluarga bangsawan. Herlina tidak becus apa-apa di dalam pelajaran apapun. Dia naik kelas itu karena sogokan dari papanya dan kepala sekolah kita ini mata duitan.  Ayah dan ibunya tetap juga membela aku. Setelah ayah tahu tindakan aku memukul Herlina. Dia berkata bahwa dia kecewa akan tindakanku. Sebenarnya tatapan ayah terasa sebuah senyuman.  Orang tua aku tahu membela temanku, aku melakukan sesuatu yang tidak salah. 

-------0--------

Sang raja dan ratu membukakan pintu keluar dari istana mereka. Pintu dimensi itu berbentuk pintu emas yang penuh ukiran yang sangat unik. Daun pintu itunya bukan seperti daun pintu seperti biasa, melainkan seperti gigi manusia yang dilihat dari dalam. Mereka berkata bahwa kalau kamu ke barat kamu akan menuju ke Mortaz dan ke timur kamu akan menuju ke Xeo.

Setelah kita keluar dari pintu tersebut. Aku melihat keatas dan ingin mengetahui wujud istana kerajaan Axtraliz.  Wujud istana tersebut berbentuk gunung berapi bermuka manusia. Kita bertiga baru keluar dari mulut raksasa gunung ini. Aku juga melihat tangga untuk turun dari gunung. Di depanku aku melihat pemandangan dunia Axtraliz. Dunia yang sangat indah. Sangat berbeda dengan dunia manusia. Biasanya di duniaku, sangat bising dan penuh dengan gedung-gedung tinggi dan penuh dengan polusi udara dan polusi suara. Di jalan penuh sekali dengan bau got. Aku tidak menyukai dunia manusia. 

Di dunia Axtraliz, dilangit terbagi menjadi 2 yaitu langit terang dan langit gelap. Aku perkirakan terang adalah Xeo dan langit gelap adalah Mortaz. Aku ditengah-tengah dua dunia ini di tengah-tengah perbatasan. Ada tembok pembatas antara dua dunia ini. Tembok raksasa yang dipenuhi oleh tanting pohon dan semak-semak berduri. Aku cuma berdiri diatas tembok besar ini. 

"Bagaimana aku bisa ke dunia Xeo? Tembok ini sangat tinggi." Aku bertanya kepada kedua temanku itu. 

"Aku akan memandumu ke Xeo." Con-con berkata langsung kepadaku. 

"Bagaimana caranya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun