Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Secret Club - Chapter 21

17 April 2019   19:49 Diperbarui: 17 April 2019   19:51 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sekolah juga, aku mengambil Extra Kulikuler yaitu Karate. Aku suka ikut lomba antar sekolah dan Pertandingan National.  Aku dikenal sebagai Kapten di dalam club Karate. Aku juga yang selalu melatih mereka kalau sensei di sekolah tidak ada. Aku selalu mempersiapkan mereka untuk pemanasan dengan lari keliling sekolah selama 5 kali (1 keliling sekolah itu 10 km). Sekolah kita sangat luas lapangan olah raga. Itu sebabnya banyak aktifitas saat selesai sekolah. Yang diluar biasanya digunakan oleh club sepak bola, maraton, Cheerleader, Baseball, dll. Di dalam Gym biasanya digunakan untuk club Basket dan Senam. Sekolah Santo Bartholomew ini juga menyediakan ruang khusus untuk setiap club. Itu sebabnya tidak ada perebutan tempat untuk latihan. Dan juga pengunaan ruangan itu juga berdasarkan jadwal yang disediakan.
Sedangkan Club Karate atau Dojo kita disediakan ruangan. Ruangan itu berada dalam lorong besar. Lorong besar ini juga terdapat beberapa ruangan juga, ruangan itu semuanya digunakan oleh beberapa club yaitu Club Judo, Kendo, Tae Kwon Do, Aikido, Wushu, Silat, dll. Lorong ini disebut lorong bela diri. Aku kenal juga Kapten di Club-club itu juga. Mereka pernah ikut pertandingan antar sekolah dan pernah menjadi juara 1 di tingkat national. Sekolah ini menyimpan semua murid-murid yang berbakat di dalam atlit. Sekolah ini juga terdapat club tembak. Club tembak ini pernah dimasuk juara 1 tingkat national. Kapten club ini bernama Herlina yang disebut Mata Elang. Dia bisa menembak sangat tepat dan jarak sangat jauh.
Di sekolah ini anak-anak tidak diharuskan untuk mengambil Extra Kulikuler. Ada satu murid tidak mengambil Extrakulikuler, tapi aku mencium aroma dari tubuh dia. Aroma ini seperti bau bubuk mesiu (Papa suka pulang bau bubuk mesiu. Aku sudah terbiasa dengan bau itu). Sangat aneh sekali kalau seorang anak remaja berbau bubuk mesiu. Dia sangat pendek dari aku dan memakai sweater yang longar atau kebesaran. Aku rasa menutupi semua kulit dia. Aku merasakan dia lawan yang sangat berbahaya. Tatapan matanya bukalah seorang gadis lugu, melainkan mata seorang tentara. Tatapan mata yang mirip dengan kakek dan ayah.

-------0--------

Setelah aku keluar dari sekolah, aku selalu pulang jalan kaki sebab jarak rumah dan sekolah sangat dekat. Aku tidak pernah diantar oleh ayahku untuk ke sekolah. Aku selalu pergi sendiri ke sekolah mengunakan transportasi umum sedangkan murid-murid di sekolah suka sekali diantar oleh sopir pribadi dan menyebabkan jalanan jadi macet, karena mengantri terlalu lama. Aku selalu melewati Sekolah Santo Clarice. Sekolah Elite yang penuh dengan anak-anak genius. Sekolah yang diidamkan oleh semua. Semua murid dan orang tua yang cukup kaya berlomba-lomba mendaftarkan anak mereka dan diri mereka untuk mendapat sekolah Santo Clarice. Salah satu tetanggaku belajar sampai larut malam untuk mendapatkan sekolah itu. Di dekat sini juga terdapat sekolah mewah juga yang bernama Santo Anthonetta. Sekolah itu kumpulan anak-anak nakal orang kaya yang dimasukan di dalam sana. Orang-orang lebih suka menyebutkan sekolah para bajingan kaya. Sekolah itu suka mendapat masalah. Masalah salah satunya penusukan antar murid atau anggota geng. Sekolah itu cuma kumpulan idiot dan orang tua yang memiliki banyak uang dan kekuasaan. Orang tua mereka ini malas sekali mengurus anak-anaknya. Anak-anak di sekolah Santo Anthonetta suka dinaikkan kelas, meskipun hasil ujian mereka sangat parah. Sekolah itu mencari uang bukan mencari reputasi yang bagus. Semua orang kenal sekolah itu bukanlah sekolah yang baik. Tapi sekolah kaya itu suka menyogok media untuk menceritakan kebaikan mereka. Busuk mereka sudah tercium sampai keluar dan itu bukan rahasia umum lagi. Sekolah Santo Anthonetta juga bersarang para geng-geng dan pengganggu disekitar ini. Sangat disayangnya sekolah Santo Anthonetta juga bagian dari Saint Clarice dan Santo Bartholomew.
Pada saat jalan pulang, aku melihat perkelahian. Seorang murid Santo Clarice sedang menghajar beberapa orang. Aku rasa dia sedang melindungin adiknya yang sering digangguin oleh para geng itu.
Geng-geng itu juga mengancam siswa itu. Dia menyuruh untuk berkelahi di depan sekolah. Aku tahu raut wajah siswa itu sangat ketakutan. Aku ingin sekali menolong dia.  Apakah aku harus berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa? Manakah diriku yang dikenal sebagai pembela keadilan dan kebenaran?
Aku mulai berpikir apa yang terjadi, bila aku mengambil sebuah tindakan. Sensei tidak akan percaya akan aku lagi dan aku dipanggil oleh sekolah dan ayakku harus menanggung masalah aku lagi. Tapi aku menyelesaikan masalah siswa itu. Kalau aku tidak mengambil tindakan, ayah tidak mendapat masalah. Aku hidup tenang dan perasaan bersalah terus ada.
"Apa kamu masih ragu untuk mengambil sebuah tindakan?"
Orang cantik itu berdiri di belakangku. Dia cuma tersenyum dan menatapku.
Dia membalikkan badannya dan menjauh dari aku.
"Tunggu." Mulutku bergerak sendiri.
Dia membalikkan badannya dan menatapku seperti mengatakan ini kesempatanku ini yang terakhir.
"Beritahukan siswa tadi. Dia jangan keluar dari rumah." Dari kata-kataku ini aku telah tetapkan keputusanku.

-------0--------

Aku mengumpulkan beberapa kapten dari club dan aku menceritakan ide dan rencana aku. Beberapa mereka tidak setuju akan ide itu. Mereka berkata bahwa itu juga merupakan tindakan kriminal yaitu kita menghakimi mereka.
"Saya setuju." Tiba-tiba Herlina si mata elang berkata,"Saya setuju. "Karena kita sudah terlalu lama menyembunyikan kemampuan kita terlalu lama. Mungkin ini juga salah satu cara mempertajam kemampuan kita. Olah raga kita ini bukan hanya sebagai olah raga biasa dan olah raga ini digunakan untuk melindungi bukan menindas orang-orang."
Herlina adalah murid yang pendiam dan jarang sekali berbicara banyak. Raut mukanya sering terlihat serius dan galak. Itu sebabnya orang egan berbicara dengan dia. Dia juga murid teladan di sekolah santo Bartholomew. Aku bisa menyebutkan Herlina itu seperti orang yang bijaksana dengan sedikit kata-kata. Herlina itu memiliki tubuh ramping atlit yang pendek dan dia tidak terlalu cantik dan juga mukanya Baby face. Orang-orang sangka anak SD nyasar di SMA.
Dari kata-kata Herlina semua kapten club mulai berpikir dan setuju akan ide aku.
"Sekarang apa yang kita harus lakukan?" Kapten Tae Kwon Do mulai bertanya.

-------0-------

Aku dipilih menjadi pemimpin dalam misi ini dan aku mengikuti rencana yang telah diatur oleh orang cantik itu. Dia memberikan pola dan tempat-tempat kita harus tunggu. Kita diharuskan memakai pakaian hitam dan diberikan topeng yang berbentuk seperti naga hitam bersisik. Aku ingat jenis topeng ini karakter di dalam online game. Nama karakternya bernama Ravequelania. Satria naga perempuan yang wujud manusia. Aku pernah main game online itu sekali. Karakter Ravequelania ini pemimpin dari sekelompok prajurit pembunuh bayangan hitam.
"Kita mulai kapan, kapten?" Kapten dari club Wushu mulai bertanya.
"Sebut saja aku Ravequelania atau Ravy daripada kapten."
Kita keluar dari club fan mulai beraksi untuk melindungi seseorang. Aku sudah menjawab pertanyaan ini sendiri. Aku tetap menjadi pembela kebenaran dan keadilan dengan cara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun