Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Mahasiswa S2 jurusan Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Bikin Konser Internasional Sukses ala Singapura? Eits... Tunggu Dulu!

8 Maret 2024   16:50 Diperbarui: 12 Maret 2024   04:05 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taylor Swift tampil dalam The Eras Tour di National Stadium, Singapura, Senin (4/3/2024). (Tim Medsos KOMPAS/Jordy Prayoga)

Adanya kekuatan pemerintah yang mampu menggerakkan perekonomian ini sangat membantu dalam penyelenggaraan konser internasional yang sukses. 

Ini berbeda dengan kondisi dimana negara Indonesia sampai sejauh ini belum ada antusiasme menyeluruh terhadap pendanaan seni dan bidang kreatif meskipun secara perundang-undangan telah ada celah tentang hal tersebut. 

Hal semacam ini di lapangan untuk mencari pendanaan akhirnya bisa memakan waktu, berpotensi menyebabkan penundaan dan menghambat kelancaran pelaksanaan acara sehingga seorang promotor kegiatan dapat kehilangan timing meraih massa yang banyak.

2. Sistem Tiket dan Etika Penyelenggara Konser yang Berbeda antar Kedua Negara

Adalah sebuah rahasia umum bahwa terjadi banyak masalah soal ticketing jika kita bercermin dari konser Coldplay tahun 2023 lalu. Masalah tersebut meliputi tiket yang bisa dobel maupun calo yang mencari untung dari penjualan tiket yang bahkan ada dari orang dalam penyelenggara konser. 

Kondisi ini bila dibandingkan dengan konser Taylor Swift di Singapura di mana meskipun banyak pihak mencoba menjual sebagai calo dan ada penipuan yang terjadi, masih terdapat kesadaran etis yang tinggi dan pencegahan dampak lebih jauh di sekitaran orang dalam konser dengan sistem tiket yang begitu ketat. 

Kallang Alive Sport Management (KASM) sebagai pemilik Sport Hub tempat National Stadium Singapore, menyatakan kondisi secara terbuka dan resmi bahwa mereka mempunyai hak untuk “memeriksa identifikasi pemegang tiket saat masuk” dan menolak siapapun masuk ke lokasi atau mengeluarkan siapa pun dari lokasi jika tiket rusak, dirusak, dipalsukan atau disalin, atau tidak dibeli dari box office atau secara online dari operator tiket resmi. 

Bahkan marketplace Carousell yang berbasis di Singapura menghentikan segala bentuk penjualan tiket Taylor Swift lewat online store mereka untuk mencegah adanya penipuan penjual. 

Etika bahwa pembelian tiket secara legal tetap dijunjung tinggi ini merupakan suatu hal yang perlu dicontoh oleh masyarakat Indonesia.

Ilustrasi konser Taylor Swift. Sumber: eturbonews.com
Ilustrasi konser Taylor Swift. Sumber: eturbonews.com

Pembelajaran bagi Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun