Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Mahasiswa S2 jurusan Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Bikin Konser Internasional Sukses ala Singapura? Eits... Tunggu Dulu!

8 Maret 2024   16:50 Diperbarui: 12 Maret 2024   04:05 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taylor Swift tampil dalam The Eras Tour di National Stadium, Singapura, Senin (4/3/2024). (Tim Medsos KOMPAS/Jordy Prayoga)

Dunia baru-baru ini dihebohkan dengan Taylor Swift yang sukses mengadakan konser enam hari di Singapura. Konser tersebut sangat ikonik karena Singapura adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang dikunjungi sang penyanyi internasional itu. 

Konser tersebut menjadi perhatian karena mampu meraup keuntungan pendapatan negara yang sangat besar. Salah satu respon yang cukup mencolok adalah bagaimana Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meresponnya dengan mewacanakan bahwa Indonesia tidak boleh kalah dan ingin mempersiapkan konser akbar tandingan di Indonesia yang hendak mendatangkan artis-artis mancanegara lainnya. 

Apakah yang bisa kita pelajari dari kesuksesan Singapura ini? Sungguhkah Indonesia siap dengan perhelatan akbar sebesar itu? 

Untuk dapat memberi gambaran mengenai layak dari wacana tersebut, kita perlu melihat bagaimana jalan Singapura sendiri telah begitu panjang sehingga konser semacam ini sangat pantas untuk dapat berjalan sukses dan mendatangkan keuntungan bagi negara. 

Dua perspektif yang kita perlu lihat adalah alasan mengapa kehadiran orang dapat tinggi untuk datang ke Singapura maupun konsep dari event-organizing pada konser-konser di Singapura.

Ilustrasi tentang Taylor Swift. Sumber: lifestyleasia.com
Ilustrasi tentang Taylor Swift. Sumber: lifestyleasia.com

Alasan Mengapa Orang Rela datang ke Singapura

1. Infrastruktur dan Tata Kota Ramah Backpacker

Jika kita mendengar kata "Singapura", orang akan terbayang dengan keindahan Changi Airport, kerennya Marina Bay Sands, sistem transportasi yang mudah untuk berjalan kemana saja, tatanan kota yang begitu rapi dan hal-hal yang menarik lainnya dari sebuah tur keliling kota mulai dari menjejakkan kaki di bandar udara hingga sampai ke tempat tujuan maupun akomodasi. Tatanan semacam ini menjadi daya tarik tersendiri bagi turis yang mendatangi Singapura. 

Orang dimudahkan dengan berbagai penunjuk arah dan tidak takut tersesat meskipun berada dalam kota yang luas. Entah ia berjalan kaki atau memakai transportasi umum, ia akan merasa nyaman bahkan jika harus terdapat selingan perjalanan ke banyak titik di dalam kota. 

Terlebih lagi, dalam penyelenggaraan event konser Taylor Swift tempo hari, terdapat dukungan berupa armada kereta tambahan dari pemerintah khusus untuk pelaksanaan konser tersebut.

Apabila dibandingkan dengan Indonesia terutama di Jakarta, salah satu hal yang pasti orang ingat tentang "Jakarta" adalah kemacetannya. Kemacetan lalu lintas di kota besar seperti Jakarta bisa menjadi penghalang yang membuat orang berpikir ulang untuk datang ke sana, terutama untuk acara-acara besar dan apabila acara tersebut diadakan pada hari-hari kerja. 

Ini tercermin dari penyelenggaraan konser Coldplay di tahun 2023 lalu yang sukses membuat kemacetan baik sebelum konser maupun sesudah konser

Belum lagi terbatasnya pilihan angkutan umum maupun rute keluar kendaraan setelah konser untuk acara larut malam dapat semakin memperumit masalah. 

Baik sarana prasarana, rute, hingga bahkan hal yang kurang berdampak langsung seperti kualitas udara harus dipikirkan matang-matang untuk menilik kondisi bahwa kota ini layak sebagai spot pariwisata yang diakses maupun dinikmati pengalamannya dengan baik. 

Seorang turis mancanegara terlebih yang solo traveling dengan backpacking sewaktu konser tentunya akan berpikir cara efisien untuk mencapai venue dan memperoleh akomodasi dengan harga terbaik di tempat terbaik. 

Ia akan sangat memikirkan apakah suatu sistem perkotaan sangat value for money untuk pengalaman jauh-jauh dari luar negeri hadir di Indonesia. 

Ilustrasi konser Taylor Swift. Sumber: scmp.com
Ilustrasi konser Taylor Swift. Sumber: scmp.com

2. Venue Konser yang Juga Strategis

Konser Taylor Swift beberapa waktu lalu berlangsung di National Stadium Singapore. Secara kapasitas, sebenarnya tempat ini lebih kecil kapasitasnya dibandingkan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta untuk bangku penonton (55.000 vs 77.000). 

Namun apa yang menjadikan tempat ini venue menarik untuk konser ada beberapa hal, mulai dari tempatnya yang berkonsep modern dengan fasilitas luar biasa dimana terdapat atap yang dapat dibuka memberikan fleksibilitas maupun keamanan pengunjung jika terjadi hujan. 

Ini tentunya berbeda dengan atap "Temugelang" GBK yang terbuka. Selain itu, stadium ini adalah bagian dari kompleks Sports Hub yang lebih besar dengan dukungan pilihan transportasi yang nyaman. 

Ini dapat menjadi sebuah sistem pengorganisasian acara yang efisien di Singapura dimana memikirkan hingga kepada keamanan dan kenyamanan saat konser. 

Tujuan ini cukup lebih terfokus dibandingkan GBK yang penggunaannya sangat luas mulai dari perkawinan, pemotretan, seminar, ibadah, maupun kegiatan publik lainnya sehingga setup untuk sebuah konser hanyalah satu diantara lainnya dan berpotensi tidak maksimal.

Selain itu, salah satu hal yang cukup menarik adalah bagaimana venue National Stadium ini secara posisi sangat terjangkau untuk turis mengadakan perjalanan hingga ke daerah Marina Bay Sands yang sangat terkenal. 

Apabila dilihat dari peta, secara strategis orang dapat turun dari Changi Airport menuju National Stadium, dan setelahnya dapat meneruskan ke daerah Marina Bay Sands untuk berfoto sepuasnya. 

Ini tentunya akan sangat praktis bagi turis yang ingin sekali jalan menikmati keindahan modern lanskap kota Singapura berpadu dengan nuansa perairan yang rapi. Adanya rute "sekali jalan" bagi turis ini juga perlu kita pertimbangkan.

Gambaran konser Taylor Swift. Sumber: thehoneycombers.com
Gambaran konser Taylor Swift. Sumber: thehoneycombers.com

Event-Organizing Skala Nasional di Singapura

1. Dukungan Pemerintah yang Telah Tertata pada Pendanaan Sektor Seni dan Kreatif 

Salah satu hal yang cukup maju dari pemerintah Singapura adalah dukungannya terhadap dunia seni dan budaya yang mampu mendorong promotor dan menarik seniman atau artis yang besar. Pemerintah Singapura diketahui telah memiliki skema pendanaan yang telah tertata bagi seni dan industri kreatif

Bahkan dalam kasus konser Taylor Swift, pemerintah Singapura melalui Perdana Menteri Lee Hsien Loong memberikan kontrak dengan insentif ekslusif bagi Taylor Swift dan promotornya yang bahkan dapat memusingkan beberapa negara pada pariwisatanya. 

Adanya kekuatan pemerintah yang mampu menggerakkan perekonomian ini sangat membantu dalam penyelenggaraan konser internasional yang sukses. 

Ini berbeda dengan kondisi dimana negara Indonesia sampai sejauh ini belum ada antusiasme menyeluruh terhadap pendanaan seni dan bidang kreatif meskipun secara perundang-undangan telah ada celah tentang hal tersebut. 

Hal semacam ini di lapangan untuk mencari pendanaan akhirnya bisa memakan waktu, berpotensi menyebabkan penundaan dan menghambat kelancaran pelaksanaan acara sehingga seorang promotor kegiatan dapat kehilangan timing meraih massa yang banyak.

2. Sistem Tiket dan Etika Penyelenggara Konser yang Berbeda antar Kedua Negara

Adalah sebuah rahasia umum bahwa terjadi banyak masalah soal ticketing jika kita bercermin dari konser Coldplay tahun 2023 lalu. Masalah tersebut meliputi tiket yang bisa dobel maupun calo yang mencari untung dari penjualan tiket yang bahkan ada dari orang dalam penyelenggara konser. 

Kondisi ini bila dibandingkan dengan konser Taylor Swift di Singapura di mana meskipun banyak pihak mencoba menjual sebagai calo dan ada penipuan yang terjadi, masih terdapat kesadaran etis yang tinggi dan pencegahan dampak lebih jauh di sekitaran orang dalam konser dengan sistem tiket yang begitu ketat. 

Kallang Alive Sport Management (KASM) sebagai pemilik Sport Hub tempat National Stadium Singapore, menyatakan kondisi secara terbuka dan resmi bahwa mereka mempunyai hak untuk “memeriksa identifikasi pemegang tiket saat masuk” dan menolak siapapun masuk ke lokasi atau mengeluarkan siapa pun dari lokasi jika tiket rusak, dirusak, dipalsukan atau disalin, atau tidak dibeli dari box office atau secara online dari operator tiket resmi. 

Bahkan marketplace Carousell yang berbasis di Singapura menghentikan segala bentuk penjualan tiket Taylor Swift lewat online store mereka untuk mencegah adanya penipuan penjual. 

Etika bahwa pembelian tiket secara legal tetap dijunjung tinggi ini merupakan suatu hal yang perlu dicontoh oleh masyarakat Indonesia.

Ilustrasi konser Taylor Swift. Sumber: eturbonews.com
Ilustrasi konser Taylor Swift. Sumber: eturbonews.com

Pembelajaran bagi Indonesia

Berdasarkan dua pendekatan di atas (alasan orang berkunjung dan Event Organizing skala Nasional) dapat dilihat bahwa sebenarnya perlu ada aspek-aspek dari manajemen pariwisata yang harus dipikirkan pemerintah yang juga melibatkan banyak sektor umum atau swasta. 

Apa yang menjadi kunci adalah bagaimana menjadikan kota konser menjadi sebuah tempat yang menarik dan value for money untuk para penonton juga merasakan indahnya spot-spot di sana. 

Selain itu, tatanan sistem yang sangat membuat penghargaan atas bisnis kreatif dan juga etika yang dijunjung tinggi oleh pihak-pihak yang terlibat penyelenggara konser untuk orang lain merasakan serta memprioritaskan sistem tiket resmi yang beredar adalah hal yang amat penting. 

Tanpa adanya tatanan secara holistik semacam itu dan juga ketergesa-gesaan yang spontan karena ada suatu keberhasilan dari negara lain, penyelenggaraan konser internasional dapat menjadi sesuatu yang berisiko besar pada nama atau citra negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun