Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Brand Agency Owner

Pengamat Industri Kreatif. Pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Personal Branding vs Flexing, Bedanya Apa Sih?

5 Februari 2024   06:30 Diperbarui: 7 Februari 2024   01:05 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi personal branding. (freepik.com/vectorjuice)

Konten-kontennya tentunya akan mengutamakan bagaimana mereka menampilkan harta benda, pengalaman mewah, atau bahkan mereka yang bermain flexing tak ragu mengeluarkan pernyataan yang sombong. 

Ketidakaslian ini tentunya merupakan hal yang dapat menjadi bumerang, merusak kredibilitas diri kita dan sangat rawan menumbuhkan kebencian maupun kecemburuan sosial. 

Ilustrasi kegiatan influencer. Sumber: rzfsoftware.com
Ilustrasi kegiatan influencer. Sumber: rzfsoftware.com

3. Adanya Community-Building vs Dikte Self-Display

Berdasarkan tujuannya yang lebih berfokus pada interaktivitas dengan audiens, Personal Branding akhirnya mendorong pembangunan komunitas yang lebih mengintensifkan interaksi, dialog, dan kolaborasi. Hal ini akhirnya menciptakan ruang untuk pembelajaran dan dukungan bersama antara influencer dan audiens. 

Personal branding akan selalu menjadi strategi jangka panjang yang dibangun berdasarkan kepercayaan, konsistensi, dan hubungan yang tulus. Akan selalu ada upaya yang dilakukan influencer untuk mempertahankan keterlibatan audiens.

Di sisi lain, flexing akan cenderung berfokus pada pembenaran egoisme dan mengasingkan diri. Ia seakan mendikte pada proyeksi tentang gambaran satu dimensi dari diri sendiri yang harus dilihat dari sudut pandang itu saja.

Memang ia terlihat berkembang cepat karena adanya "ledakan perhatian" yang berumur pendek, yang sering kali dipicu oleh hal-hal yang mengejutkan atau kontroversial. Meskipun begitu, dampaknya adalah ia akan cenderung cepat memudar tanpa adanya substansi yang mendukungnya.

Ilustrasi kegiatan influencer. Sumber: sasanadigital.com
Ilustrasi kegiatan influencer. Sumber: sasanadigital.com

Konklusi

Pada akhirnya, personal branding, jika dilakukan dengan benar, dapat menghasilkan peluang karier, kolaborasi, dan pengakuan publik yang positif. Ia akan menunjukkan keahlian dan semangat kita, menarik individu yang berpikiran sama dan bahkan klien potensial bagi bisnis kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun