Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Tetralogi Buru Pramoedya Ananta Toer: Jejak Langkah

10 Februari 2025   05:03 Diperbarui: 10 Februari 2025   05:03 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku-buku karya Pramoedya Ananta Toer, Tetralogi Buru dan Arus Balik (dok foto: https://facebook.com/groups/pramoedyaanantatoer)

Jejak langkah(1985) adalah novel ketiga karya Pramoedya Ananta Toer dalam buku Tetralogi Buru. 

Tiga novel lainnya adalah Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1981), dan Rumah Kaca (1988).

Karya-karya Pramoedya Ananta Toer sudah tersebar di berbagai penjuru dunia. lebih dari 42 buku karyanya telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing.

Sementara, di dalam negeri sendiri buku-buku Pramoedya Ananta Toer sempat dilarang peredarannya di masa Pemerintahan Orde Baru.

Alasan utamanya, sastrawan kelahiran Blora -Jawa Tengah tanggal 6 Februari 1925 ini adalah aktivis Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang berafiliasi dengan PKI.

Rezim Orde Baru menganggap, karya bukunya mengandung propaganda Marxisme dan Komunisme. Paham-paham ini, sangat dilarang di Indonesia sekalipun hanya diperlukan sebagai bahan kajian dan perbandingan.

Jejak Langkah

Buku ketiga Tetralogi Buru berjudul "Jejak Langkah". Buku ini merupakan novel yang sudah diterbitkan pada tahun 1985. 

Tokoh utama dalam buku Jejak langkah ini adalah Minke yang merupakan kelanjutan dari kisah pada Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa.

Dalam kisah lanjutan ini, Minke mulai merantau dari Surabaya dan melanjutkan studi ke STOVIA di Batavia. 

STOVIA merupakan sekolah dokter pribumi di zaman kolonial Belanda. Sekolah kedokteran ini kemudian menjadi basis pergerakan para pemuda, terutama sejak kelahiran organisasi Budi Utomo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun