Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru dan Mozaik Hidupku

25 November 2022   22:39 Diperbarui: 26 November 2022   09:40 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mozaik dari aneka biji, karya Adora Nafanu (dok pribadi)

Guruku,

Masih terbayang dalam benakku, saat pertama kali menginjakkan kaki di depan gerbang sekolahmu. Gemetaran, meskipun ibu mengantarku pagi itu.

Selamat pagi, sapa ibuku. Engkau membalas sapaan ibu sambil mengangguk dan tersenyum. Lalu menghampiriku. Kuingat kata ibu, harus menyapa guru waktu tiba di sekolah.

Dengan nada bergetar, kusapa pula dirimu. Selamat pagi bu. Dan engkaupun membalas. Wah, selamat pagi anak manis. Mari, ibu antar ke sebelah bergabung dengan teman-teman di taman bermain.

Aku tak beringsut dari tempatku. Kuperkuat cengkeraman jemari kecilku pada pergelangan tangan ibu. Ah ibu, aku takut. Bisikku pada ibu, pengawal setiaku pagi itu.

Ibu tersenyum mengerti. Perlahan mengajakku mengikuti langkah ibu guru ke taman bermain. Di sana, kulihat beberapa anak bermain jungkit-jungkitan juga perosotan. Beberapa ibu, masih setia menemani anak-anak mereka. Ikut bermain.

Kulirik ibuku, lalu menatap mainan-mainan itu. Ingin bergabung, namun masih takut. Kupandang lagi wajah sang guru. Masih tetap tersenyum. Aku mulai merasa sedikit nyaman. Kurenggangkan genggaman jemariku pada pergelangan ibu.

Guruku,

Seolah mengerti, engkau pun mendekat. Mulai mencoba untuk mengambil alih didikan ibu dan ayah di saat jam sekolah. Sedikit demi sedikit, mencoba untuk mengisi hari-hariku dengan didikanmu. Menambah pengalaman baru. 

Kini, aku resmi dididik oleh guru-guruku selain ayah dan ibu di rumah. Belajar untuk menjadi mandiri. Mozaik hidupku mulai kuisi. Memang masih bolong, tetapi engkau mulai ikut membantu untuk menyusun mozaik hidupku. Perlahan, teratur, indah, dan rapi.

Mozaik pesawat menggunakan beras putih-hitam, karya si kecil Tito Nafanu (dok pribadi)
Mozaik pesawat menggunakan beras putih-hitam, karya si kecil Tito Nafanu (dok pribadi)

Dan sekarang,

Aku berdiri lagi di gerbang sekolahmu. Kubawakan sebingkai mozaik yang pernah kita susun bersama. Mozaiknya masih tertata rapi dan tak tercerai-berai.

Guruku,

Aku datang lagi. Ingin mengucapkan terima kasih atas mozaik hidupku yang kita rangkai bersama. Dan seuntai doa kupanjatkan pada Yang Maha Esa.

Panjangkanlah usia guruku. Berikanlah rahmatMu agar guruku selalu bijaksana dalam membantu menyusun mozaik hidup anak-anak didiknya. Agar kelak mozaik hidup mereka pun tetap merekat erat.

Guruku,

Selamat Hari Guru, 25 November 2022. 

guru1-1210x642-6380e05808a8b537c557b3d2.jpg
guru1-1210x642-6380e05808a8b537c557b3d2.jpg
Terima kasih guruku. Aku bisa membaca, menulis dan berhitung (dok foto: siedo.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun