Mohon tunggu...
Viride
Viride Mohon Tunggu... Buruh - penulis

Penulis tidak dapat menulis secepat pemerintah membuat perang; karena menulis membutuhkan pemikiran. - Bertolt Brecht (Penulis dari Jerman-Australia)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Alasan

1 Agustus 2018   09:12 Diperbarui: 1 Agustus 2018   10:48 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ya, aku Andy yang dulu." Perempuan itu menegaskan dengan tatapan meyakinkan.

Maya terkejut dengan mulut setengah terbuka, tapi dengan cepat dia tutup kembali. "Tidak mungkin. Kau tak perlu melakukan sandiwara kobohongan ini hanya untuk membuatku percaya." Maya menatap Heri dengan marah. Ia merasa seperti anak kecil yang dipermainkan. Logikanya tidak bisa menerima apa yang ada di hadapannya.

Hampir satu jam lebih Heri memberikan penjelasan kalau perempuan cantik yang kini bersama mereka adalah Andy. Berbagai bukti diperlihatkan laki-laki itu pada Maya. 

Dari video operasi sampai pada perubahan demi perubahan yang perlahan terjadi dan Andy sendiri pun berusaha membantu meyakinkan kalau ia adalah laki-laki yang dulu dicintai oleh Maya

Melihat secara pasti kalau semua itu bukanlah kebohongan, Heri hanya menelan ludah sambil memejam seakan tak berani menatap wajah Maya yang kini terkejut seperti melihat hantu.

TIGA TAHUN YANG LALU

"Aku sudah bertekad untuk memutuskan Maya." Malam itu Andy mendatangi Heri untuk memberitahukan sebuah keputusan penting yang akan mengubah seluruh kehidupannya.

"Kau yakin dengan keputusanmu?"

"Ya. Bersamanya tidak membuatku merasa seperti seorang laki-laki, tapi malah seperti saudara perempuannya."

"Maya sangat menyayangimu, apa kau tidak kasihan padanya?"

 "Aku tahu, tapi keputusan ini sudah lama kurencanakan. Tadinya kukira dengan berpacaran dengan Maya akan mengubah pikiranku untuk melakukan operasi, tapi ternyata ...." Andy terdiam, sesaat ia memikirkan hati perempuan yang sedang menunggu waktu untuk ia tinggalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun