Kata orang, semakin kita menua, circle pertemanan dan kenalan kita akan semakin kecil dan semakin kecil lagi seiring waktu. Bahkan ada yang bilang, pada akhirnya kita akan tidak punya siapa-siapa lagi, selain pasangan dan mungkin anak, jika kita cukup beruntung ditakdirkan untuk memiliki itu semua.
Semakin ke sini, semakin saya mulai membuktikan satu per satu kebenaran pernyataan itu sekarang.
Selama kita hidup, tentunya ada orang-orang yang datang dalam hidup kita tanpa rencana, dan pergi pun tanpa pemberitahuan.
Tak ada salam perpisahan, tak ada pesan terakhir, bahkan tak ada tanda bahwa hari itu adalah hari terakhir kita berbicara.
Mereka menghilang, begitu saja. Mungkin di masa sekarang kita lebih mengenalnya dengan istilah lost contact.
Dan dari setiap pertemuan dan perpisahan itu, kita belajar bahwa tidak semua yang hilang harus disalahkan, karena sebagian kehilangan memang ditakdirkan senyap.
Saat ini kita hidup di dunia yang sibuk, termasuk sibuk mencari arti dari setiap kepergian itu sendiri. Tapi semakin dipikirkan, semakin kita sadar, tidak semua kepergian punya alasan yang bisa dan harus dijelaskan.
Kadang seseorang pergi bukan karena benci atau marah. Mereka pergi karena mereka ya sudah selesai dengan perannya dalam cerita kehidupan kita.
Ada bab-bab dalam hidup ini yang tak bisa dipaksakan untuk terus lanjut, pun ada peran yang cukup ditulis sampai di pertengahan halaman saja.
Dan di sanalah letak pelajarannya, bahwa hidup bukanlah tentang mempertahankan semua yang datang, tapi tentang belajar menerima bahwa sebagian hal yang kita temui di dunia ini, hanya sekedar mampir, mungkin untuk mengubah arah pandang atau cara kita melihat dunia.