Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana seekor kucing bisa dengan mudah mendekati anak kecil, membiarkan dirinya dielus, bahkan digendong tanpa banyak perlawanan, tapi ketika orang dewasa mencoba hal yang sama, ia malah lari terbirit-birit? Fenomena ini sering terjadi, baik di rumah maupun di lingkungan sekitar. Tidak sedikit orang dewasa yang merasa iri atau heran: "Kenapa sih kucing lebih nyaman sama anak-anak daripada sama kita?"
Fenomena ini menarik untuk dibahas, karena kucing dikenal sebagai hewan yang sangat peka. Mereka tidak hanya melihat dunia dengan indra tajam, tetapi juga membaca energi, gerakan, dan bahasa tubuh manusia. Anak kecil biasanya bergerak dengan luwes, penuh rasa ingin tahu, dan tidak terlalu terencana. Gerakan mereka sering kali dianggap tidak berbahaya oleh kucing. Sebaliknya, orang dewasa datang dengan langkah besar, suara berat, atau tangan yang tiba-tiba mengulurkan diri untuk mengelus. Bagi kucing, bahasa tubuh itu bisa terasa seperti ancaman.Â
Hewan pada dasarnya punya kemampuan membaca energi. Anak kecil cenderung polos, penuh keceriaan, dan jarang menyimpan beban pikiran. Energi ini membuat kucing merasa lebih rileks. Sementara itu, orang dewasa sering membawa "energi sibuk"---entah karena pekerjaan, urusan rumah, atau sekadar pikiran yang tak henti berjalan. Tanpa disadari, hal itu bisa terbaca oleh kucing dan membuat mereka lebih waspada.
Selain itu, faktor ukuran tubuh juga berpengaruh. Kucing adalah hewan kecil yang hidup dengan insting kewaspadaan. Bayangkan bagaimana rasanya jika mereka berhadapan dengan tubuh orang dewasa yang jauh lebih tinggi dan besar---bisa saja terasa intimidatif. Anak kecil dengan tubuh mungil dianggap lebih "setara", sehingga kucing merasa lebih aman untuk mendekat.
Ada juga peran perhatian. Anak-anak biasanya suka memberi perhatian ekstra pada hewan peliharaan. Mereka senang mengajak kucing bermain dengan mainan sederhana, mengejarnya, atau sekadar duduk menonton kucing berlari-lari. Interaksi ini menumbuhkan kepercayaan. Orang dewasa sering hanya punya sedikit waktu---sekadar memberi makan lalu kembali ke aktivitas lain. Wajar jika ikatan emosional yang tercipta berbeda.
Semua faktor tadi sebenarnya bermuara pada satu hal: rasa aman. Kucing akan jinak kepada siapa pun yang mampu memberinya rasa aman. Anak kecil, dengan energi polos, tubuh mungil, dan perhatian penuh, tanpa disadari memberikan itu semua. Itulah inti dari misteri ini: bukan semata karena kucing "lebih suka" anak kecil, tetapi karena insting mereka menemukan keamanan di sana.
Kabar baiknya, orang dewasa pun bisa membangun kedekatan yang sama dengan kucing. Caranya adalah dengan menyesuaikan diri: mendekat dengan tenang, jangan terburu-buru, gunakan suara lembut saat memanggil atau berbicara, luangkan waktu untuk bermain, dan biarkan kucing memilih kapan ia ingin mendekat. Dengan begitu, lambat laun kucing akan membuka diri. Pada akhirnya, kucing tidak benar-benar membedakan anak kecil atau orang dewasa---yang mereka cari hanyalah rasa aman, kenyamanan, dan kasih sayang.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI