Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Polarisasi Politik Jelang Pemilu di Media Sosial

2 Juni 2023   23:29 Diperbarui: 3 Juni 2023   23:46 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fight oleh Antony Trivet (pexels.com)

Karena polarisasi politik ekstrim juga akan mungkin menjadikan pendukungnya fanatik dan militan. Mereka akan seirama tidak mau menerima hasil Pemilu, jika Capresnya gagal. Hal ini dapat mengganggu proses pemungutan dan penghitungan suara yang harus berjalan secara jujur, adil, dan transparan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari semua pihak. Apalagi jelang Pemilu 2024 nanti, ada tantangan yang kian pelik di tengah polarisasi politik di medsos. Beberapa langkah yang dapat dilakukan bersama antara lain.

Meningkatkan literasi digital masyarakat. Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan cek fakta di medsos secara kritis dan bertanggung jawab. Masyarakat juga perlu diajarkan untuk menghargai keberagaman dan menghindari ujaran kebencian. Walau polarisasi nyata, tapi persatuan tetaplah yang utama.

Mendorong partisipasi positif masyarakat. Mereka perlu dimotivasi untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif jelang, saat dan usai Pemilu. Masyarakat bisa menggunakan medsos sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi. Bijaklah dalam mendukung Capres yang sesuai dengan visi dan misi mereka, dan mengawasi jalannya Pemilu.

Menegakkan aturan dan sanksi yang tegas. Pemerintah dan penyelenggara Pemilu perlu menegakkan aturan dan sanksi yang tegas. Para pelaku yang melanggar norma demokrasi dan etika medsos dijatuhi sanksi hukum dan sosial. Hal ini dapat mencegah dan menindak konten polarisasi seperti hoaks, ujaran kebencian, kampanye hitam, dan manipulasi data.

Walaupun begitu, polarisasi politik di medsos juga memiliki dampak positif. Dampak positifnya adalah meningkatnya partisipasi politik masyarakat. Dalam kelompok bertentangan, masyarakat menggunakan hak pilih dan menyuarakan aspirasi. Walaupun pada prakteknya banyak yang kebablasan dan tanpa adab.

Mewaspadai munculnya konflik horizontal dan intoleransi dari polarisasi politik perlu dilakukan. Oleh karena itu, polarisasi politik di media sosial perlu diatasi dengan cara-cara yang demokratis, seperti meningkatkan literasi media, mempromosikan dialog antar-kelompok, dan mengedepankan sikap kritis dan toleran.

Dengan demikian, tantangan dan hambatan Pemilu di tengah polarisasi politik di medsos dapat diatasi. Masyarakat dapat mengatasinya bersama dengan cara yang demokratis dan damai. Hal ini penting untuk menjaga integritas Pemilu sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia.

Salam

Wonogiri, 02 Juni 2023

11:29 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun