Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Foto dan Video yang Melemahkan Daya Ingat

7 Maret 2019   17:29 Diperbarui: 7 Maret 2019   22:52 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Scenery oleh PhotoMIX Ltd. - Foto: pexels.com

Photography oleh i love simple beyond - Foto: pexels.com
Photography oleh i love simple beyond - Foto: pexels.com

"...capturing experiences with photos actually focuses attention onto theexperience, particularly on aspects of the experience worth capturing." Diehl, peneliti di USC Marshall University.

Sedang studi dari Diehl di tahun 2016 mendapati hasil yang cukup berbeda. Menurut Diehl, dkk, mengambil foto meningkatkan kegembiraan dan pengalaman positif seseorang. Kegiatan memfoto bermakna seseorang ikut atau larut dalam aktifitas yang sedang dilakukan.

Partisipan yang mengambil sedikit foto diasumsikan mengalami pengalaman negatif. Karena mengambil foto tidak sekadar aktifitas mekaniknya. Namun juga dalam hal pengalaman mental. Walau, jika efek positif meningkat. Efek negatif bisa lebih buruk terjadi dari pengalaman yang dialami.

Sehingga, mengubah dan membagi momen ke dalam media digital tergantung situasi mental dan perilaku. Semakin banyak mengambil foto atau video. Sekaligus semakin intens berbagi via sosmed. Bisa berarti terjadi efek negatif berikut:

  • Daya ingat atau mengenang memori yang kian tereduksi
  • Kecemasan dan rendah diri akibat justifikasi foto diri di sosmed
  • Hilangnya perspektif diri sebagai pelaku dalam foto
  • Pengalaman negatif yang teramplifikasi jika momen terfoto buruk

Namun, di satu sisi mengubah momen ke dalam media digital juga berarti:

  • Memfasilitasi daya ingat dan durasi perhatian pada sebuah momen
  • Mengalami momen dengan lebih detail via citra visual
  • Berfoto sebagai sebuah pengalaman, bukan sekadar aktifitas
  • Mengambil video sebagai sebuah perpanjangan mengingat momen

Dunia digital lambat laun menjadikan kita terintegrasi ke dalamnya. Apa yang kita lakukan sehari-hari berkata demikian. Contoh kecil seperti ingin makan enak tapi tak mau lelah. Kita bisa pesan via ojek online.  Bahkan jodoh dan rezeki pun kita dicarikan algoritma digital.

Di satu masa nanti, bisa saja kita berbicara pada hologram. Untuk menghitung jarak dari rumah ke tempat piknik. Untuk mencari tren baju laris terbaru. Untuk membersihkan rumah. Bahkan untuk membuka pintu rumah. Masa di Internet of Things bukan lagi suatu sistem yang baru.

Dan semua mungkin dimulai dari mengganti memori kita ke media digital.

Salam,

Solo, 07 Maret 2019

05:27 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun