Sistem yang dipakai waktu itu namanya batch processing. Jadi data dikumpulkan dulu dalam jumlah besar, baru kemudian diproses sekaligus. Misalnya untuk mengolah nilai mahasiswa satu semester, datanya dikumpulkan semua dulu baru diproses. Prosesnya bisa memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari (Telem, 1999). Yang jadi kendala utama di era ini adalah akses ke teknologi yang sangat terbatas. Hanya institusi pendidikan besar dengan budget yang besar yang bisa memanfaatkan teknologi ini.
3. Era Komputer Personal dan Database (1980-1990an)
Era game changer ketika komputer personal (PC) mulai muncul di awal 1980-an, banyak hal berubah. Sekolah-sekolah dan universitas skala menengah mulai bisa membeli komputer untuk keperluan administrasi mereka. Harga komputer sudah lebih terjangkau dibanding era mainframe. Di periode ini, software seperti Lotus 1-2-3, Microsoft Excel, dan database sederhana seperti dBase mulai populer digunakan untuk mengelola data akademik.
4. Era Internet dan Web-Based Systems (1990-2000an)
Era ini benar-benar revolusioner! Internet mulai booming di pertengahan 1990-an dan mengubah segalanya. Sistem informasi yang tadinya hanya bisa diakses di kampus, sekarang bisa diakses dari rumah atau dari mana saja asal ada koneksi internet. Di periode ini mulai bermunculan berbagai sistem yang sampai sekarang masih kita pakai.Â
Student Information System (SIS) Ini adalah sistem terintegrasi untuk mengelola semua data siswa atau mahasiswa. Mulai dari pendaftaran, data akademik, nilai, sampai data alumni. Produk-produk seperti Banner by Ellucian dan People Soft Campus Solutions jadi sangat populer di perguruan tinggi (Alshammari, 2020). Hawkins & Rudy (2008) mencatat bahwa adopsi SIS di perguruan tinggi Amerika meningkat drastis di periode ini.
5. Era Mobile dan Cloud Computing (2010-2020)
Di era 2010-an ini, smartphone dan tablet mulai merambah dunia pendidikan. Muncul konsep mobile learning atau m-learning. Mahasiswa bisa cek nilai, lihat jadwal kuliah, bahkan ikut kelas online dari smartphone mereka (Crompton & Burke, 2018). Revolusioner lagi adalah cloud computing. Dengan model Software as a Service (SaaS), sekolah tidak perlu lagi pusing mikirin server, maintenance, dan infrastruktur IT yang mahal.
6. Era Artificial Intelligence dan Digital Transformation (2020-Sekarang)
Pandemi COVID-19 benar-benar menjadi turning point dalam digitalisasi pendidikan. Yang tadinya masih ragu-ragu atau santai dalam adopsi teknologi, tiba-tiba dipaksa untuk go digital dalam waktu singkat. Sistem informasi pendidikan yang tadinya dianggap sebagai nice to have, sekarang jadi must have.
7. Perkembangan di Indonesia