Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dengan atau Tanpa

24 Agustus 2019   18:07 Diperbarui: 24 Agustus 2019   18:10 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by pinterest

"Kamu tahu aja apa kesukaan Om," kata Radean mengelus pelan rambut Sasa.

Sambil menunggu Vidya yang membuatkan minum di dapur, Radean dan Sasa duduk di ruang tengah. Sebuah buku cerita fabel dibacakan Radean untuk mengisi kekosongan waktu. Sasa bersandar di dadanya yang dilihat langsung oleh Vidya dari kejauhan. Jika orang lain yang melihatnya, pasti akan menyangka bahwa laki-laki itu adalah ayah kandung Sasa karena kadekatan mereka.

Vidya ingat bahwa suaminya yang telah tidak ada lagi di dunia ini merupakan orang sibuk. Hampir setiap minggu ke luar kota karena urusan pekerjaan. Waktu untuk anak semata wayangnya pun bukan menjadi prioritas. Lalu, Radean datang di hidupnya dengan kasih sayang tulus yang diberikan pada Sasa. Laki-laki itu belum pernah menikah, tapi menjadi sosok sempurna yang bisa mendampingi Sasa sampai masa depan.

"Vid! Kok ngelamun aja? Sini gabung sama kita. Aku juga udah haus, nih."

***

Radean terbangun malas ketika mendengar volume tinggi di ponselnya. Sebuah nama tertera pada layar yang menginginkan sebuah panggilan video. Dengan wajah kusut dan rambut berantakan, ia bangkit, kemudian mengangkat panggilan tersebut. Seorang perempuan cantik berambut pendek melambaikan tangan pada layar ponsel. Radean tersenyum, membalas sapaan perempuan itu.

"Happy birthday, sayang!"

"Makasih, sayang. Kamu selalu jadi pengucap pertama pas aku ulang tahun."

"Ya harus, dong. Aku kan pacar kamu. Nggak kerasa, ya umur kamu udah hampir kepala tiga."

"Masih dua tahun lagi sebelum umur aku jadi 30 hahaha."

Selama kurang lebih sepuluh menit, keduanya menghabiskan waktu di pagi itu dengan percakapan sederhana namun penuh makna. Radean tidak berhenti tersenyum menatap perempuan di layar ponselnya. Ia sudah menjatuhkan hatinya kepada orang yang menurutnya tepat. Maka, setiap waktu kebersamaan ini tidak pernah disia-siakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun