Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dengan atau Tanpa

24 Agustus 2019   18:07 Diperbarui: 24 Agustus 2019   18:10 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by pinterest

"Lona selingkuh. Dia tidur sama laki-laki lain, Vid."

Tanpa aba-aba, Radean mulai bercerita. Sesekali ia menangis karena tidak sanggup lagi menahan semua beban ini. Ia sudah cukup banyak berkorban untuk kekasihnya itu selama bertahun-tahun. Tapi balasan yang didapat justru malah seperti ini.

"Aku nggak tahu salah aku di mana," kata Radean masih belum bisa mengontrol emosi. "Hubungan kita udah nggak bisa diselamatkan lagi. Aku udah capek sama semuanya."

Vidya menggam tangannya. Mencoba memberi ketenangan.

"Sekarang kamu luapkan semua amarah kamu. Aku akan menjadi pendengar terbaik. Soal Lona, aku rasa kamu nggak bisa lagi mengandalkan perasaan. Gunakan logika kamu juga. Aku harap ini memang kali terakhir kamu menyerah karena dia. Jangan kayak sebelumnya, setiap ada masalah pasti kamu terus yang mengalah."

Setelah bercerita cukup lama dan Radean sedikit tenang, Vidya ke dapur sejenak membuatkan teh hangat favoritnya dengan satu sendok gula makan. Topik pembicaraan tentang Lona perlahan hilang dari percakapan mereka. Urusan pekerjaan dan cerita Sasa di sekolah pun menjadi hal yang lebih menarik saat ini.

"Kamu tidur di sini aja, De. Udah terlalu malem. Besok juga libur, kan. Nanti aku bawain selimut."

Radean menyetujui saran Vidya. Malam ini ia tidur di sofa apartemen perempuan itu. Selimut tebal pun sudah dibawa oleh Vidya agar Radean tidak kedinginan oleh suhu AC.

Ketika hendak beranjak menuju tempat tidurnya, Radean yang sudah berbaring dengan selimutnya justru menarik lengan Vidya seakan tidak menginginkan ibu kandung Sasa itu pergi. Mereka bertatapan beberapa saat.

"Aku nggak mau sendiri. Temenin aku, ya?"

"Kamu tuh kayak anak kecil tahu, nggak?" tanya balik Vidya tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun