Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | (Not) A Friendzone Story - Almost Done

6 Juni 2019   19:59 Diperbarui: 6 Juni 2019   21:59 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by merdeka.com

"Mar..." Ayla melanjutkan dengan tempo lambat. "... gimana sama hasil SNMPTN kamu?"

"Oh itu, aku gagal masuk ITB, La. Kalau kamu gimana?"

Ayla tidak langsung menjawab. Ia masih ragu untuk mengatakan kabar ini. Meski sebenarnya ini membuat dirinya senang, tapi akan ada satu sisi di mana membuat Marlo belum tentu menyukainya. Laki-laki itu menangkap sinyal aneh dari tatapan Ayla. Seperti ada kesedihan di sana.

"Kalau kuliah di Yogyakarta adalah pilihan terbaik untuk masa depan kamu, kamu harus mengambil kesempatan ini," kata Marlo sembari menggenggam telapak tangan Ayla.

Di dalam mobil ketika perjalanan pulang keduanya tak banyak bicara, tapi Ayla tidak bisa melepaskan kepalanya dari bahu Marlo. Ia seperti akan kehilangan sebagian jiwanya. Bahkan untuk sekarang ini, dia masih belum bisa membayangkan akan seperti apa mereka untuk beberapa tahun ke depan ketika sudah menjadi mahasiswa. Apa mereka masih bisa menghabiskan waktu berdua seperti ini? Bagaimana jika Marlo punya sahabat baru? Terlebih lagi jika memiliki pacar. Rasanya, Ayla belum siap menerima perpisahan.

Ayla lebih dulu sampai ke rumahnya, dilanjutkan oleh perjalanan Marlo yang hanya sendirian di kursi belakang. Ia menerawang ke luar jendela dengan pikiran yang masih belum terlepas dari bayangan Ayla.

Sebelumnya, ia tidak pernah merasa kehilangan seseorang sampai seperti ini. Padahal perempuan itu hanya sahabatnya. Hanya sahabat. Padahal, dia dan Satya pun belum tentu ada di kampus yang sama. Tapi baik Satya apapun Ayla meninggalkan kesan tersendiri yang berbeda pada persahabatan ini.

Marlo mengeluarkan dompetnya dari saku celana belakang, lalu memperhatikan dengan baik potret foto keduanya yang begitu dekat saat melakukan photo box beberapa bulan lalu. Ada 4 bagian foto di sana yang masing-masing memperlihatkan gaya berbeda. Marlo tersenyum kemudian. Bukan senyuman tulus, melainkan senyuman getir.

"Ayla, apa mungkin salah satu di antara kita punya perasaan lain yang bukan sekadar sahabat?" tanyanya pada diri sendiri dengan volume yang sangat rendah.

***

Kelulusan sudah diumumkan seminggu yang lalu. Hasil dari kerja keras siswa kelas 12 selama tiga tahun ini pun tidaklah sia-sia. Semuanya lulus, termasuk Marlo dan Ayla. Sebenarnya bukan hanya pengumuman kelulusan yang ditunggu oleh siswa-siswi di sana, melainkan sebuah acara perpisahan khusus yang akan dilaksanakan malam ini di salah satu hotel berbintang. Orang-orang menyebutnya prom night.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun