Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | "Playlist 09 - The Way I Am"

17 November 2018   22:10 Diperbarui: 17 Desember 2018   11:07 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by bitcollege.in

Acara rutin tahunan London High School adalah mengadakan Pentas Seni mewah di bulan November. Saat itu bertepatan dengan musim panas. Para siswa dengan semangat latihan di akhir jam sekolah. Beberapa di antaranya rela datang bahkan saat hari libur. Jelas, semuanya menginginkan yang terbaik untuk tampil nanti.

Pendaftaran untuk mengisi acara pada Pentas Seni nanti sudah dibuka sejak minggu lalu. Aula utama mereka sampai saat ini pun masih dipenuhi oleh siswa-siswa yang menginginkan tampil. Seleksinya ketat karena melibatkan siswa berprestasi, guru, hingga musisi lokal di kota itu. Mayoritas yang daftar berada di bidang tarik suara, seperti bernyanyi solo, band, hingga grup. Tapi ada juga yang menampilkan bakatnya pada seni lain, seperti drama musikal, puisi, sampai aksi sulap amatiran yang dilakukan oleh anak sekolahan.

Let's Go Party merupakan slogan Pentas Seni untuk tahun ini. Riley, perempuan bermata biru itulah yang mengusulkan kata-kata itu, kemudian disetujui oleh panitia lainnya, termasuk guru. Sebagai ketua pelaksana, Riley memiliki peran penting dalam acara ini, terutama untuk menyaring bakat-bakat mana saja yang pantas tampil di panggung megah nanti.

"I don't want them. That's too ordinary," katanya saat melihat salah satu profil sebuah band yang tahun lalu pernah tampil di acara Pensi sebelumnya.

"No, no. Don't you remember how her voice disturb our ears?" Riley menambahkan sekali lagi ketika melihat foto seorang perempuan berambut merah. Pada audisi dua hari lalu, para juri sengaja menghentikan aksi panggungnya sebelum ia selesai bernyanyi.

Jonas, salah satu panitia lain memilih-milih lagi kandidat mana yang sekiranya pantas untuk tampil pada acara megah tahunan mereka.

Dengan kondisi pikiran yang tak karuan, Riley meninggalkan ruangan rapat. Jonas tidak dapat berbuat banyak. Laki-laki itu masih di sana bersama para panitia, berharap ada kandidat lain yang datang mendaftar dan memiliki bakat luar biasa.

"Hei, hei, go away from him!" Riley refleks berteriak ketika melihat ada segerombolan siswa nakal yang sedang menganggu seorang siswa laki-laki.

Gerembolan itu langsung pergi karena tahu bahwa Riley adalah kakak kelas paling disegani di sekolah mereka. Sementara itu, siswa baru laki-laki itu membereskan beberapa bukunya yang jatuh.

"Thank youfor helping me from them."

Laki-laki itu sebenarnya tampan. Wajahnya bersih ditambah dengan rambut coklat alami yang menutupi dahinya. Entah karena apa gerombolan tadi menganggunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun