Mungkin itulah sebabnya puisi ditulis, karena prosa terlalu penuh, terlalu padat, terlalu terikat pada kenyataan. Puisi memberi ruang bagi yang tak terucapkan, bagi yang hanya bisa dirasakan dalam celah antara kata-kata. Seperti cahaya yang memantul di air, seperti bayangan yang menari di dinding.
Menarik napas dalam-dalam. Mungkin dunia ini memang hanya pantulan. Tetapi bahkan pantulan pun bisa memiliki keindahan tersendiri.
Baca Juga: Pemanah Mawar
Baca Juga: Anak Bulan di Kota Tua
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI