Tak ada selimut, bantal dan guling. Ia hanya istirahat dengan tumpukan kain yang dibuat menyerupai selimut, bantal dari kardus, dan ia tak menggunakan guling. Sebab yang ia peluk adalah harapan-harapan disetiap malam.
Saat ia telah siap, berjalan pelan, sebab ia tak punya tenaga dari sepiring sarapan. Melihat-lihat sekitar, matanya menatap tajam, mencari tempat yang nyaman untuk duduk menengadahkan tangan. Dilihatnya ada perempatan, diperhatikan lama lampu merah yang berdiri menyala kuning. Waktunya cukup lama, untuk para pengendara berhenti di lampu merah tersebut.
"Aduh, panasnya menyengat, padahal masih jam 10 pagi" keluh Pengemis.
Ia sudah siap untuk memelas diri. Tampak sudah ada keramaian di lampu merah ini.
"Pak.."
Tidak direspon, berjalan mendekati pengendara lain.
"Bu.."
Selembar uang berwarna biru kusam, diberikan padanya.
"terima kasih, semoga sukses bu"
Aktifitas ini hanya berlangsung hingga pukul satu siang. Dan untuk hari ini, ia hanya mendapatkan uang 5 ribu rupiah. Mukanya menampakkan kesedihan, ia masih harus berpuasa. Sudah terhitung 12 jam tak ada sesendok nasi yang masuk dalam perutnya.
***