Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Deret Keriuhan di Dunia Maya Setelah Debat Kedua Usai, Netizen Kembali Bertikai

20 Februari 2019   15:49 Diperbarui: 20 Februari 2019   16:39 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Cuitan Dahnil Anzar

twitter.com/Dahnilanzar
twitter.com/Dahnilanzar
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar melalui akun Twitternya menuliskan sesuatu yang cukup kontroversial dan sedikit membuat panas sebagian besar orang yang pro terhadap pemerintah.

Melalui cuitannya tersebut, Dahnil mengatakan bahwa Jokowi mengklaim membangun jalan desa 191.000 kilometer, ini berarti 4,8 kali keliling bumi atau 15 kali diameter bumi.

Dahnil membandingkan bahwa jalan yang diklaim telah dibangun oleh Jokowi setara dengan 4,8 kali keliling bumi atau juga 15 kali dari diameter bumi.

Dahnil melanjutkan cuitannya dengan mempertanyakan beberapa hal seperti kapan, menggunakan "ilmu simsalabim" apa untuk membangun panjang ruas jalan desa yang diklaim oleh Jokowi tersebut.

Status tersebut pun menjadi bola liar pada kedua kubu. Cuitan Juru Bicara BPN tersebut menimbulkan kesan dan persepsi bahwa membangun jalan desa dengan panjang 4,5 kali keliling bumi adalah sesuatu yang mustahil dan mengada-ngada.

Perdebatan terkait data jalan desa pun menjadi ramai di Twitter. Masih sama seperti sebelumnya, baik pihak 01 dan 02 sama-sama keras kepala dengan mempertahankan argumen mereka masing-masing yang dibubuhi dengan kata makian atau hinaan.

Yang tentu saja tidak menemui titik temu yang baik, tidak serta-merta memberikan pencerahan semuanya  kemudian menguap hilang begitu saja.

Edukasi Politik yang Buruk
Indonesia dalam perjalanannya sebagai negara untuk berdemokrasi tentu masih sangat jauh dari tujuan idealnya. Proses-proses demokrasi sebenarnya terlihat dengan kebisingan dan ramai nya orang-orang sebagai warga negara yang mau menyatakan pendapatnya.

Namun hal ini seharusnya diimbangi dengan edukasi politik yang berimbang.

Namun kenyataannya para tokoh politik terlihat memberikan contoh yang tidak mendidik dan cenderung memalukan dengan membuat statemen-statemen yang kadang tidak mengedepankan nalar dan akal sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun