Mohon tunggu...
Gibran Ino
Gibran Ino Mohon Tunggu... Animator - Dont Look Back

Nandemonai

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Datang Akan Pergi

2 Februari 2020   20:31 Diperbarui: 2 Februari 2020   20:44 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pergi, tak terasa berlalu saat datang dahulu begitu indah. kisahmu dan kisahku hanyalah deraian air mata, hanyalah kesakitan yang tak berujung sembuh, hanya mengobati dan menyakiti. 

Bahagia dulu hanyalah dengan suatu desisan kecil dari tingkahmu. Ayunan kecil langkahmu tanpa ragu melangkah bersamaku saat sepulang sekolah di jalan jauh yang sering kita lewati.

Kau ceritakan semua pecahan kehidupanmu, kau nasihati desiran hidupku. Bersama kita melangkah. Tak pernah kau lupa akan kata 'Cepet pulang, ganti baju, solat terus chat aku' sungguh masih terngiang kata manis yang kini sesakan dada.

Bagaimana dulu kau bisa melakukan semuanya? dan kini apa kau lupa bagaimana caranya?

Berjalan

Susuri setiap sudut kota, dengan langkah seirama bersama sahabat, nikmati kembali semua rasa. Saatnya kau berubah, maju ke depan, lawan masalah, hancurkan beban, kata hatiku. Bersama sahabat ku buat semesta baru dengan segala pernak perniknya, ku lupakan apapun katamu dulu. 

Sementara tak terkenang lagi, tak membuat luka dada lagi, tetapi mengapa benak ini sangat ingin mengingatnya, dengan lagu galau dari musisi cafe serasa sangat mendukung untuk meluapkan segalanya.

Kembali jiwa ini hancurkan segala angan pahitku, bahagia lah tak perlu kau sedih, banyak yang dapat menggantikannya, suaranya akan hilang kau tak perlu memikirkannya. Hatiku bernyanyi dengan merdu, dengan hujan ku bernyanyi.

Agustus

satu tahun tenggelam, ku terima semua kenyataan. ikhlaskan pergimu, aku sangat bahagia. di jejalanan ruangan komputer ku lukis semua kenangan, berikan pengalaman pada para sahabat. Ku bawakan pula kue ulang tahunmu, yang tak pernah ku lupa, hanya dengan beberapa bait puisiku dan kue bertahun 17.

Senang sekali hatiku, sedih sekali fikirku, akankah aku tidak menerima kembali kenyataan, aku tak akan pernah bisa memilikinya lagi, aku tak akan bisa melupakannya lagi, dan aku tak bisa merasakan sakit lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun