Mohon tunggu...
Bilgi
Bilgi Mohon Tunggu... Petani - penikmat kopi

Hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah. Seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih. (Ali bin Abi Thalib)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi dan Janji

22 September 2021   14:49 Diperbarui: 22 September 2021   14:51 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image topinspired Via flicker.com

Mentari mengintip dibalik fajar
Sinarnya hangat menerpa-nerpa
merona seketika wajah-wajah  

Dengan segelas kopi
Kami nikmati pagi
Pada kopi yang kami seduh dengan senang hati
kami campuri sedikit imagi
Di aduk dengan nada lembut lewat ujung-ujung jemari

Asap hangat menebarkan aroma wangi
Dalam gelas tergambar indah lukisan hati, membentuk seketsa menjadi inspirasi

Mentari bergegas meninggalkan pagi menerangi bayang lewat bias-bias gelas kopi
Percakapan yang kami tebarkan di sudut meja, menjelma harapan di akhir obrolan
Tentang ide, tentang rasa, tentang asa, tentang menikah
juga tentang masalah-masalah
Romantisme masa remaja

Tak terasa ampas kopi mengendap endap berbisik pada arloji menandakan mentari sudah tinggi

Ini mengharuskan kami mengucap janji, esok kami akan kembali 

Kembali bersama lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun