Sinarnya hangat menerpa-nerpa
merona seketika wajah-wajah Â
Dengan segelas kopi
Kami nikmati pagi
Pada kopi yang kami seduh dengan senang hati
kami campuri sedikit imagi
Di aduk dengan nada lembut lewat ujung-ujung jemari
Asap hangat menebarkan aroma wangi
Dalam gelas tergambar indah lukisan hati, membentuk seketsa menjadi inspirasi
Mentari bergegas meninggalkan pagi menerangi bayang lewat bias-bias gelas kopi
Percakapan yang kami tebarkan di sudut meja, menjelma harapan di akhir obrolan
Tentang ide, tentang rasa, tentang asa, tentang menikah
juga tentang masalah-masalah
Romantisme masa remaja
Tak terasa ampas kopi mengendap endap berbisik pada arloji menandakan mentari sudah tinggi
Ini mengharuskan kami mengucap janji, esok kami akan kembaliÂ
Kembali bersama lagi